Wednesday, March 08, 2006

Perempuan-perempuan

memperingati hari perempuan international

Tadi pagi aku mendapat bisikan dari seorang perempuan bernama Nyi Laras...ssttt....selamat hari perempuan international sobat...upsst!! Aku lupa..hari ini 8 Maret
adalah Hari Perempuan sedunia....yah! hari ini perempuan dari berbagai belahan dunia memperingati kebebasan untuk mengimplementasikan keberadaan mereka didunia dengan mengibarkan anti diskriminasi, persamaan hak, penyetaraan derajad, serta kebebasan berkiprah dalam bidang ekonomi, sosial, politik dll.

Tuntutan atas penyetaraan dan anti diskriminasi memang harus selalu didengungkan untuk mengingatkan dunia bahwa meski tidak seperkasa dan berotot macam laki2 tapi perempuan punya akal, pikiran, serta sensitivitas untuk mengendalikan dunia. Penciptaan Tuhan atas mahluk2nya merupakan takdir yang tidak bisa lagi kita rubah, ada siang ada malam, ada laki2 ada perempuan, ada yang soleh ada yg jahat, semua merupakan bentuk kreasi Tuhan yang saling melengkapi dan akan memberikan rangsangan kepada manusia untuk mensiasatinya secara kreatif. Dengan demikian isu gender sebenarnya tidak perlu diperdebatkan lagi.

Sejak jaman Jahiliyah perempuan memang dianggap sebagai warga kelas dua yang harus rela diperlakukan semena-mena oleh kaum Adam. Aksi bengis para manusia berjenis kelamin laki2 pada masa itu memang sangat brutal membuat mahluk lembut bernama perempuan menjadi 'nelangsa'. Bayi perempuan adalah musibah yang diberikan Tuhan kepada mereka karena mereka harus rela mengubur hidup2 untuk menghilangkan jejak mahluk tak berguna.

Pada masa Eyang putriku masih kinyis sekitar 90 tahun yang lalu, perempuan mulai diharuskan mempunyai pendamping hidup pada usia 13 tahun yaitu masa sesudah perempuan mendapatkan haid pertama.Otomatis pendidikan formal terhenti pada umur tersebut karena wajib belajar 9 tahun memang belum top kayak sekarang. Tapi perempuan2 pada saat itu memang sangat penurut..yang penting bilang HO'OH..aja!! dan semuanya akan berjalan lancar.

Saat sekarang perempuan lebih berani untuk menentukan jalan hidup. Penyetaraan hak serta perlakuan yang sama antara anak laki2 dan perempuan dalam keluarga meningkatkan kepercayaan diri mereka hingga mengembangkan pemikiran maju yang menyumbang kemandirian kaum ini. Ketakutan untuk hidup sendiri kini tertepis sirna karena pendidikan tinggi memberikan kemampuan olah pikir dan memberikan kesempatan luas untuk berkiprah dalam dunia kerja.Sekarang... pernikahan yang dulu terasa sebagai kewajiban kini hanya merupakan pilihan.

Berbeda dengan para perempuan lajang yang dengan mudah mengaspirasikan kehendaknya demi menuntut persamaan hak anti demokrasi dan penyetaraan. Perempuan berstatus ibu2 akan lebih bertenggang rasa alias 'pekewuh' menghadapi situasi dilematis, rasa ego untuk membangun karier dan keutuhan serta keharmonisan rumah tangga. Seorang perempuan berpendidikan tinggi rela untuk tinggal dirumah menjadi ratu rumah tangga bukanlah masalah kecil dan sepele tapi perlu sebuah pengorbanan besar. Penyetaraan hak, persamaan hak, dan segala bentuk kebebasan bukan lagi menjadi isu yang harus dipertahankan dan diperdebatkan karena konflik batin antara menerima dan menolak lebih menjadi perdebatan yang mendominasi.

Menjadi perempuan memang tidak mudah, terlau banyak beban fisik maupun psikis yang harus dipikul.Tapi kita tidak dapat memilih....sosok perempuan sudah tersandang beserta atribut2nya.Bagaimana kita menjalani hidup hanyalah suatu pilihan, adapun rona kehidupan akan bergantung pada bagaimana kita memberi warna dalam kehidupan ini sehingga dapat terukir dan memberi makna pada sesama.

SELAMAT HARI PEREMPUAN se Dunia

1 comment:

Anonymous said...

weleh weleh kok dadi iso nulis.. mbok disimpen nanti suatu saat jadiin buku mah.. bagus2 kog tulisannya.. ica justru seneng tulisan2 model gitu.. hehe yaudah keep 'em comin lho.. tak baca deh!