Wednesday, October 08, 2008

Gileee...makan sendal kulit ??!!

Alhamdulillah, suasana Hari Raya Idul Fitri tahun ini terasa begitu nikmat. Lebih-lebih setelah beberapa tahun tidak menikmati indahnya proses mudik alias pulang kampung, hingga dakyu merasa sangat bersyukur atas karuniaNya karena dapat menjalani puasa dalam keadaan sehat serta masih diberi kesempatan untuk merayakan hari kemenangan bersama keluarga besar di kampung halaman tercinta.

Sehari menjelang lebaran, dakyu komplit dengan anak dan suami menuju Jogja melalui penerbangan Air Asia jurusan Pulo Gadung ..eh...Solo. Hari itu penumpang bener2 penuh pol dengan mayoritas mbak2 dan mas2 para pekerja dari MY yg sedang mengambil cuti hari Raya. Jadi nggak heran kalau imigresen di bandara Adi Sumarmo menjadi penuh sesak ketika pesawat landing. Kendati begitu para petugas tampak ramah terhadap para pahlawan devisa tersebut, tidak terlihat adanya jalur khusus TKI maupun gelagat pemalakan. Petugas juga dengan senang hati akan membantu ketika diantara mereka tampak kebingungan.

Dug..dug..dug....dug..dug...
Allahu Akbar..Allahu Akbar...Allahu Akbar...Laa Illaha Illallahuwallahu Akbar....Allahu Akbar Walillahilham....Suara takbir mendayu-dayu membuatku terharu, lagi-lagi mensyukuri rahmat dan barakahNya.Atas kehendaknya kita kembali menuju fitrah, menjadi suci dan bersih. Berduyun-duyun muslim dan muslimah menuju lapangan untuk menunaikan sholat Ied dengan wajah berseri-seri. Sedangkan dakyu yg kali ini tidak dapat ikut sholat hanya ditemani oleh lengangnya jalan, beberapa juru parkir, beberapa abang becak serta beberapa orgil dengan barang2nya yg menumpuk, juga beberapa pejalan kaki yg tampak kucel karena bangun kesiangan.

Seperti kebiasaan di setiap hari raya, ketupat, lontong, opor, rendang tersaji di meja, muncul bersama dengan teman sejawatnya...YeS!! ...sambal goreng krecek.
Ah..Tapi gara2 sambal goreng krecek lauk favorite keluarga ini selera makankyu menjadi agak terganggu.

Bagaimana tidak ?
Akhir2 ini di Jogja beredar isu mengenai keaslian krupuk kulit/krecek. Demi mengeruk keuntungan lebih, existensi krecek alias krupuk kulit yg sudah terkenal kelezatannya tercoreng oleh orang2 yg sangat tidak bertanggung jawab. Krupuk kulit asli yg renyah disaat kering akan berubah menjadi kenyal, empuk dan gurih ketika dimasak menjadik sambal goreng, seharusnya terbuat dari kulit sapi. Tentu saja harga menjadi sedikit mahal. Nah..dengan maksud untuk memangkas harga produksi, belakangan para pedagang nakal menggunakan tas maupun sepatu kulit bekas sebagai bahan dasar krecek alias krupuk kulit menggantikan kulit sapi asli. Jadi mereka dapat menjualnya jauh dibawah harga pasar.
Hwadooh..sepatu kulit bekas..?? ..pliss deh...kebayang kan bau jempolnya
Yah..meski pemalsuan2 ini terjadi di luar kota jogja, tapi tetep aja bikin eneg dan menurunkan minat dalam menyantap masakan tradisional ini.
Jadi untuk menghindari bau jempol or bau tas kulit bekas, lebih baik beli saja krecek ber merk dagang yg mencantumkan ijin dari Depkes.

Walah..jadi ingat daging sampah dari resto en hotel yg kemudian dijual kembali dengan harga murah setelah diberi formalin dan dimasak ulang.

Meski banyak yg menyimpulkan bahwa perbuatan2 nekat seperti diatas disebabkan oleh kemiskinan yg mendera, tapi menurutku moral lebih banyak bertanggung jawab atas kenekatan yg jahat itu. Dengan sengaja mereka memproduksi en menjual bahan makanan daur ulang tersebut kemudian dipasarkan khusus untuk orang2 minim fulus yang belum tentu mau mengkonsumsi bahan makanan tersebut jika mereka mengetahui/menyadarinya. Lebih dari itu, apakah produsen tega menelan hasil olahan mereka sendiri ?
..hueekkkss....ogah juga kan ?

Mungkin kesalahan tidak 100% berada di pundak pedagang2 nakal itu, karena barangkali mereka hanya mencontoh para penggede yg sibuk mengumpulkan harta dengan berbagai cara seperti kata pepatah jawa berikut ini :
Yen Ora Ngedan Ora Keduman
, terjemahan premannya begindang ...
Kalau nGgak ngelakuin perbuatan Gokil ngGak Kebagian Bo'.....

Bagaimana menurut anda?