Sunday, March 05, 2006

Timang-Timang Anakku Sayang......

renungan...

Timang-timang..anakku sayang..jangan menangis ibu kan datang....
Timang-timang...anakku sayang...jangan menangis ibu disini....

Sepenggal syair lagu Krisdayanti dinyanyikan duet bersama suaminya Anang ini mengingatkan betapa kasih sayang seorang ibu terhadap anak yang tiada habisnya, tak terbatas dan tiada mengharapkan secuilpun balasan. Air selalu mengalir turun memberikan kehidupan tanpa henti, ibaratnya seperti itulah cinta dan kasih sayang bunda terhadap buah hatinya. Predikat seorang ibu bagi seorang perempuan adalah tugas dan kewajiban yang menguras segenap tenaga dan pikiran untuk senantiasa dicurahkan kepada permata hatinya.Jiwa dan raga dipertaruhkan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka, tak terpikir apakah balasan kelak yang akan diberikan anak kepadanya, begitulah naluri alamiah seorang ibu sebagai salah satu mahluk hidup ciptaan Tuhan..

Tapi belakangan ini persepsi ketulusan seorang ibu seakan tercoreng dengan perilaku oknum-oknum ibu yang dengan tega memperlakukan anak-anaknya secara sewenang-wenang yang menunjukkan kekuasaan orang tua sebagai pemilik anak tak bertanggung jawab..Mereka dengan sengaja mengangkangi hak anak untuk tumbuh, berkembang, bersosialisasi dan hidup secara normal untuk mendapatkan perlakuan serta perhatian yang penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Masuk akalkah jika seorang ibu merenggut keperawanan anak gadisnya yang berumur 8 tahun ?...naudzubillah...amit-amit...Sangat keterlaluan!!..Perlakuan biadab sang ibu memang nggak ketulungan, dengan sengaja dia mengumpankan gadis kecilnya kepada kakek dari pihak ayahnya yang menjalin hubungan terlarang dengan si ibu tadi untuk 'menggarap' bocah malang ini.Duuhhh...ibu macam apa.. ??Kejadian itu berlangsung selama 6 tahun dengan pencucian otak dari si ibu bahwa dengan cara 'garap-menggarap' demikianlah wujud sebuah kasih sayang antara ibu dan anak serta keluarga lain.Akibat dari kejadian yang berlangsung lama sianak mengalami gangguan mental sehingga selalu mengutuk dirinya, malu terhadap diri sendiri dan selalu dihantui perasaan ingin bunuh diri.

Ada kasus lain dari seorang ibu yang mempunyai obsesi kesuksesan mendidik anak. Dengan sadis tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan memaksa anak2nya untuk belajar keras tidak mengenal waktu, dipaksa untuk mengambil berbagai les, tidak boleh main bahkan untuk nonton TVpun hanya dibatasi selam 5 menit.Semua harus dilakukan tanpa kesalahan dengan prestasi diurutan pertama, kalau aturan2 dilanggar dan kesalahan kecil dilakukan bisa fatal akibatnya, dikurung dibawah tanah, rumah dikunci dari luar meski sedang musim dingin atau bogem mentah mendarat.

Lebih aneh lagi kalau kita mengikuti kasus seorang artis yang di umpat2 oleh ibu kandungnya sendiri didepan masyarakat luas...astaghfirullahalladzim... Sebagai seorang anak aku ikut merasakan kepedihan hati artis itu, sebegitu tega seorang ibu melakukan 'verbal violence' kepada anak kandungnya.

Secara nalar seorang ibu tidak akan membuat anak menderita, bahkan dalam kehidupan rimba belantara seekor induk binatang buas tidak akan pernah memakan anaknya walau dalam keadaan lapar sekalipun. Ternyata kehidupan mahluk hidup yang bernama manusia lebih sadis, perilaku masyarakat yang sedang sakit ini malah membuat hati lebih miris.....

Dalam tatanan masyarakat manusia modern, disana terdapat norma2 yang dapat mengendalikan perilaku manusia agar tidak kebablasan untuk melakukan tindakan diluar batas kewajaran. Norma sosial dan norma agama menjadi tembok benteng supaya manusia mempunya rem pakem untuk menghentikan keinginan-keinginan liar hewani yang mampu memporak porandakan harmonisasi kehidupan. Tapi apa yang terjadi belakangan ini ?.....norma sosial dan norma agama dibabat habis oleh manusia2 yang sakit....Manusia yang tidak bertanggung jawab secara moral maupun agama dan hanya mengikuti bisikan setan.

Masyarakat sudah sakit....
Akankah kita juga akan menambah kesakitan ini..?...

No comments: