Tuesday, October 26, 2010

Doa dan duka untukmu saudara2ku ...

Saat ini kusampaikan doa dan duka mendalam untukmu saudara2ku ....
Yang telah menjadi korban bencana alam di seluruh negriku ....
Mengapa alam menjadi tidak bersahabat ...
Bumi menjadi sensitif, mudah mengamuk , meradang, hingga meregang sampai kemudian tega merenggut nyawamu ...

Kalau saja para pejabat segera sadar untuk bertobat ...
Andaikan manusia sedikit punya adat untuk memelihara lingkungan setempat ....
Bencana bertubi-tubi ini mungkin tidak akan terlalu mencekat ..
Dan sedikit kedamaian, ketentraman, dan kenyamanan pun pasti akan terasa nikmat.

Ya Allah ya Rabbi ...
Jauhkanlah kami dari segala hal yg mendekati dosa dan maksiat ...
Berikanlah berkah dan rahmatMu dalam setiap perkara agar kami lebih bermartabat...
Dan tunjukilah kami jalan yg benar agar tidak tersesat ...

Innalillahi wa innailaihi roji'un ...
Smoga kini saudara2ku kembali damai dan tenang di sisi Allah swt.
Amien.

Saturday, October 09, 2010

Biar macet asal slamet....

Dua hari terakhir ini saya begitu 'mblenger' dengan situasi kemacetan lalu lintas jakarta, terutama di sore hari setelah hujan reda. Lebih parah lagi ketika melewati lintasan rel kereta api, walaahhh.... uban bisa langsung tumbuh secara instan karena stres meghadapi keruwetan yang ada.

Sebenarnya kemacetan Jakarta sudah biasa mengingat jumlah manusia dan jumlah kendaraan bermotor yg lalu lalang di jalanan begitu banyak hingga melebihi daya tampung yang seharusnya. Tapi meski keadaan ini tidak layak, rata2 penduduk Jakarta pasti akan memaklumi walaupun sambil ngomel2, mengeluh, ataupun malah cuek tanpa menunjukkan ekspresi. Makanya kalau sudah berniat untuk hijrah ke Jakarta, siapkan juga mental baja untuk menghadapi kemacetan dengan segala pernak-pernik yg menyertainya.

Ada beberapa tips agar kita tetap santai menghadapi kemacetan Jakarta :

1. Ekstra sabar dengan pengendara mobil/motor yg hobi melanggar lalu lintas. Ini adalah biangnya tukang memperparah kemacetan. Sudah jelas terdapat tanda dilarang lewat masih saja menerobos, akibatnya ruas jalan dua arah menjadi sama2 tidak bergerak dan tambah bundet. Atau ketika sedang mengantri diperempatan dalam keadaan macet, tukang melanggar aturan pasti tidak telaten menunggu giliran lampu hijaunya dan lampu merah pun dibabat tanpa sungkan, bisa ditebak keruwetan semakin menjadi-jadi. Hhhh....rasanya pengen 'njitak' pengendara2 model begini, mereka benar2 mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan keselamatan orang lain.

2. Jangan mudah bingung. Dulu saya seringkali bingung ketika sedang berhenti di perempatan karena lampu merah sedang menyala. Klakson mobil dan motor saling bersahut2an di belakang saya, menyuruh agar saya jalan. Tentu saja bingung, ....piye tho iki ? ..lampu merah kok di 'Din' disuruh jalan. Apa sekarang aturannya berubah ? kalau lampu merah berarti jalan sedangkan hijau sama dengan berhenti.? ...... halah nggag usah bingung mbakyu. Aturannya teteup, jadi cuekin aja klakson2 itu.

3. Karena sama2 pengguna jalan, maka seharusnya ada tenggang rasa antara pengendara mobil dan motor. Saling memperhatikan keamanan dan keselamatan dengan tanpa mengabaikan wara-wirinya tukang buah2an dan tukang sayur.Sekarang yg ada hanya tenggang rasa antar sesama pengendara motor, kebanyakan dengan mudah mereka akan saling memaafkan jika terjadi gesekan2 sesama motor. Jangan tanya jika mobil yg melakukannya walau sekecil apapun, wah... pasti pengendara motor 'mencak2' menyalahkan si pengendara mobil. Tapi sebaliknya jika motor merasa bersalah, buru2 motor nyelip diantara kemacetan dan...kaboooorr.
Argh
.... dalam posisi benar apalagi salah, pengendara mobil pasti ditempatkan di posisi bersalah.

4. Bagi yang beruntung mengendarai mobil bisa mendengarkan musik/radio sehingga anda tidak terlalu fokus dengan kemacetan yg sedang melanda. Tapi jangan Black Berry-an, sms-an, telpon2an yah....bisa merbahaya !

5. Tidak usah menghayal kapan Jakarta akan bebas macet, lamunan ini malah akan menambah mumet. Biar penggede2 saja yg mikir wong mereka dibayar untuk itu.


Hmm.
..Beginilah kalau saya sedang menghibur diri sendiri.
Tapi sebenarnya tips diatas nggag penting2 amat kalau kita punya nyawa dobel atau jika tersedia toko spare part khusus penjual nyawa. Tips ini juga tidak berlaku jika semua taat berlalu-lintas. Dan menjadi sangat tidak berlaku jika Jakarta berubah menjadi lancar ...... uPst, menghayal ... ! ***

Friday, October 08, 2010

Badan kekar bermental tahu

Akhir - akhir ini saya merasa gerah tinggal di negri sendiri. Bagaimana bisa sejuk jika setiap hari Jakarta selalu punye cerite. Makanya sumuk masih tetap saja sumuk, gerah masih saja gerah meski hampir setiap hari hujan mengguyur kota Jakarta. Dari berita tawuran, pedang2an, bacok2an, senpi2an, hingga serabutan lalu lintas jalanan, semua membuat kuping berasap sampai ke ubun2, Semakin hari watak ingin menang sendiri semakin nyata terlihat dalam kehidupan masyarakat. Perasaan ingin menang sendiri dan merasa paling benar diobral walau seringkali menimbulkan kerugian dikalangan masyarakat serta lingkungannnya. Kini mengumbar amarah, emosi serta menebar benci sudah merupakan kisah umum sehari-hari menggantikan cerita kehidupan damai nan sejahtera. Argh...sudah nggak damai, kesejahteraan pun masih tipis.

" Ini gara2 kebanyakan makan kuning telor, mangkanya dikit2 marah, hal2 sepele aja nggebrak meja !" kata temanku.
wkqkqkqkq .....kena penyakit bloedroeg alias darah tinggi ya bu...'panas baran', kata orang Malesia.

Tragisnya banyak yang tidak tahu apa yang menjadi pokok permasalahan namun ikut terlibat dalam pesta tawuran dengan mengabaikan keselamatan diri sendiri, masyarakat sekitar serta tidak mempedulikan kerusakan fasilitas umum akibat perbuatan mereka. Pelampiasan dendam dan marah ini tampaknya memacu adrenalin dalam tubuh sehingga memberikan kepuasan tersendiri.

Bagi yg terlibat mungkin merasa seperti pahlawan karena membela kebenaran menurut versi mereka. Tapi menurutku gaya mereka sama sekali nggak 'keren' karena beraninya cuma keroyokan. Coba kalau berani tawuran satu lawan satu seperti jaman perang Bharatayuda antara prajurit Pandawa dengan Kurawa dimana satu prajurit berhadapan dengan satu prajurit secara ksatria. Dilihat dari gayanya, para pahlawan kesiangan masa kini tersebut bisa diibaratkan sebagai tahu cina, dibanding tahu2 lain bentuknya lebih kuat dan kenyal tapi terkena sedikit tekanan tetap saja 'mlenyok' alias rusak. Hmm...apalah artinya berbadan kekar kalau bermental tahu. Maka beraninya cuma kalau berbarengan, ramai2 asal bisa membuat berisik dan merusak suasana tentram.

Menghilangkan panu tidak cukup hanya dengan memoleskan bedak saja, tapi harus diberantas dengan obat pembasmi panu, kadas, kurap, harus dibabat sampai ke akar2nya. Begitu juga dengan berbagai permasalahan yg ada saat ini, selesaikan dengan mengupas tuntas hingga seluruh ganjalan terlepas, setelah semuanya jelas baru dilibas dan diberantas. Jangan asal berteriak, mengamuk sampai kehilangan kontrol karena tidak ada manfaatnya, malah akan merugikan masyarakat sekitar yg tidak tahu apa-apa

Tapi bisa ngga ya rasa adem kembali menyelimuti bumiku ?
Sepertinya bisa saja kalau kita sama2 jadi orang sabar. Sabar bukan dalam artian cuma 'nrimo' saja tapi ciptakan suasana kondusif dengan tanpa mengumbar emosi dan amarah. Selesaikan masalah dengan membuat strategi yang taktis, logis, manis dan anti rumpies.
* Ngarep.com*