Tuesday, February 24, 2009

kecantol nonton tipi lokal

Pulang ke Jakarta selama 4 hari minggu lalu cukup mengobati rasa rinduku kepada negriku tercinta. Alhamdulillah semua yang sudah di rencanakan bisa terlaksana termasuk berwisata kuliner untuk memuaskan lidah berikut tenggorokan meski harus dibayar dengan bertambahnya berat badan.

Selama di Jakarta waktu luang selalu dakyu sempatkan untuk nonton tipi lokal secara bisa dipastikan selalu menyajikan berita-berita heboh dan terkadang tidak masuk akal. Di saat itulah dakyu bisa memuaskan rasa kangenku dengan mendengar berbagai bahasa yang sangat jarang digunakan dalam pergaulan sehari-hari di KL. Berhubung sangat beragamnya suku bangsa Indo disini penggunaan bahasa persatuan tentu saja lebih diutamakan agar semua orang bisa paham. Puwas dakyu mendengarkan logat sunda dalam tayangan berkunjung ke Sukabumi, juga tersenyum-senyum ketika para presenter dengan gaya sok asik melontarkan bahasa gaul jakarta dengan santainya, dan dakyu semakin cekikikan ketika bahasa katrok bersliweran di acara Mbangun Deso....wupst...

Berita terhot datang dari seorang dukun cilik yang konon dapat menyembuhkan berbagai penyakit melalui batu yang dipegangnya..Pasien membludak hingga puluhan ribu sampai2 antrian mengular, dan tak heran jika pasien baru menerima giliran 'penyembuhan' setelah 3 hari ngantri ! Lebih menyedihkan lagi terdapat 4 korban meninggal karena terinjak-injak sesama pasien yang berebut saling mendahului. Mck..mck...ternyata nggag cuma metromini aja yg berusaha saling menyalip. Melihat cara kerja dukum cilik ini sepertinya mudah saja karena hanya mencelupkan batu yg dipegangnya ke dalam air yg dibawa sendiri oleh pasien. Kemudian pasien menenggak langsung air yg sudah dikobok oleh sang dukun.Tapi kalo yg dicelup sampai 50 rebu wadah air, apa ya nggak masuk angin tuh anak.. .

Alasan pengeksploitasian anak menjadi penyebab ditutupnya praktek dukun cilik tersebut,meski fulus mengalir deras ke dalam keluarga Ponari si dukun cilik sebagai efek positif banyaknya pasien. Tapi masyarakat masih saja rajin menunggu hingga praktek dibuka kembali. Walhasil air selokan serta air sumur di sekitar rumah Ponaripun laku keras. Mereka percaya bahwa air tersebut juga berkhasiat secara berada dalam lingkungan magnet Ponari. Padahal air tersebut secara kasat mata terlihat keruh, jadi sudah memenuhi salah satu syarat sebagai air tidak layak minum.

" Ediaann....ini masyarakat sudah pada gendheng semua apa ya ?..
" Itu karena saking saktinya 'cah dukun' mah,,,,,sampai-sampai keringatnyapun di kalengin kok.
..." ujar mas Ica asal nyaut .....
"Weleh..apa iya..."
" Lhadalah... mosok belum pernah dengar sih..?..ituu.. Ponari Sweat..."....

Memang keadaan ini sangat ironis mengingat masyrakat daerah Jombang yg sangat kental beragama, tapi jika dipandang dari sisi lain yaitu desanya Ponari, sangat tampak nuansa mistis sedang hidup dengan subur, sepertinya mereka sudah kehilangan logika.

" ..wah..kalau di tempat asalku belom ada 'dukun kucing cilik' mas,..apa aku nanti kalo udah gede jadi dukun di dunia perkucingan aja ya...Tapi cita2 asliku kan jadi presiden kucing...?"
..Haiyaakk..si Gembul ikutan nimbrung.
" Lha yo jangan to mBul, jeas2 merdukun itu sirik apa lagi jadi dukun. Dah...jadi presiden kucing ajah...!!"

Memang sangat memprihatinkan melihat fenomena ini. Tapi kenapa ya sampai terjadi..? Yah..Bisa jadi keadaan ini terpicu karena pasien sudah putus asa berhubung berobat ke dokter tidak ada hasilnya, sehingga dengan alasan berikhtiar mereka menggunakan jasa dukun Mungkin juga biaya dokter/rumah sakit yg sangat tinggi menjadi alasan untuk berobat ke penyembuh alternative. Atau barangkali akidah mereka perlu dibenahi agar jauh dari kepercayaan-kepercayaan yang berbau sirik.

Berati sudah bener praktek Ponari dihentikan beberapa waktu lalu. Pastinya, karena selain meresahkan masyarakat, tidak mendidik, juga kaya akan unsur pengeksploitasian anak2.

Tapi sayang sudara-sudara…Berita terakhir mengatakan bahwa praktek dibuka kembali atas ijin pak pulisi setempat, dengan syarat hanya diperbolehkan menerima sebanyak 5000 pasien ‘saja’ dalam sehari. Wealah…ya tetep masuk angin….

Hari terakhir di Jakarta dakyu menatap layar tipi lagi, disitu tampak Ponari kecil digendong, seseorang membantu mencelupkan batu di genggaman tangan kirinya sedangkan tangan kanan memainkan pestol air. Dia juga bermain dengan game dari ponsel, mainan yang belum pernah dijamah sebelumnya. Jelas tampak wajah lelahnya yang selalu tertawa-tawa ( nggak jelas tertawa sama siapa).**


Sunday, February 15, 2009

Kresek vs Krecek..

Wik en kemaren bersama pakdhe gliyak-gliyak menuju Kampung Baru untuk keperluan belanja khusus bahan2 makanan Indonesia, yang tidak dapat ditemukan di supermarket pada umumnya. Mulai dari kecap Bango, sirup Marjan, Krecek alias krupuk kulit, emping mlinjo, teh botol Sosro, sambel indofood, blue band buat bikin nasi goreng dan indomi goreng ala indo.... Upst..!!... bukan pesan sponsor lho... :D

Sebelum benar-benar hunting ke warung langganan, mampir dulu ke RM Padang Garuda secara sudah melebihi waktu makan siang. Tapi sayang sudara-sudara, penikmat kuliner ini sedikit kecewa karena cita rasanya seperti sudah berubah di lidahku tidak seperti beberapa waktu ketika awal2 dakyu datang ke KL . Hmm...apa karena akhir2 ini dakyu terlalu sering mampir di Sari Ratu Jl. Bukit Bintang, jadi terasa bedanya. Padahal kalo dilihat dari segi harga, cuma beda-beda tipis. Hanya di Sari Ratu terlihat lebih mementingkan kwalitas daripada kwantitasnya. Duh...suerrr..suerrr...ini juga bukan pesan sponsor....

Dengan menenteng bungkusan sisa yg tidak habis ( sayang kan kalo ditinggal..?) dakyu digandeng pakdhe menyeberang jalan menuju toko barangan runcit (retail) yang menjual aneka bahan makanan Indonesia tercinta. Sepintas tampak sebuah kedai menjual krecek dan emping melinjo. Tapi...
" ah...bukan warung langganan, ngga asik..paling juga nggak kumplit. Nanti malah jadi dua kali kerja..." gitu batinku dalam hati

Yah..Akhirnya sampai juga di kedai andalan.
List keperluan segera dipenuhi oleh si abang penjual dengan gaya sok akrabnya....
"..ada lagi yg diperlukan mbak....?" tanyanya...

"..udah bang, tinggal kecap bangonya mandang...?!".. tanyaku dg gaya penasaran, tumben habis.
Jadi ingat bangomania...gimandang nih...kenapa gag sampe KL...?

"..2 hari lagi nyampe bu, itu aja cuma 5 kardus kata pengirimnya
.." kata Tulangnya si abang penjuwal.....

" ..hm..jadi..kalo bulan depan pasti ada ya..."...

"...sumprit bu, 2 hari lagi datang
.." tambah si Tulang...

Itung-itung....itung,,,itung...si abang penjuwal khusu' menghitung dengan kalkulator.
Tiba2 dakyu teringat sesuatu...

" oiya bang..ada krecek...? ....

"..Ada mbak..adaaa....? ..si abang antusias menjawab sembari mengambil sesuatu dari laci...
dan..bBlegG...mantap menaruhnya di depanku..

" Lhaaahh..itu kan tas kresek, maksud saya krecek....? ....wealah tas plastik setumpuk di sodorin ke dakyu...

" hiks..hiks..kirraiiinnn.." si abang tersipu malu...

Ternyata toko andalanpun tidak bisa diandalkan sudara-sudara, akhirnya balik lagi ketoko semula, segera mengambil krecek dan emping menuju kasir. Mulailah terjadi percakapan antara penjuwak dan pembeli..
" ..bang ini bener krecek kan (bentuknya memang agak lain dg krecek jogja)...?.."
"..bukan bu.. itu krupuk kulit..."
" Brarti krecek kan..?"
"..Bukan..itu krupuk kulit!"


Walah..walaaahhh...pantesan beberapa waktu lalu masuk pasar Chowkit mencari yg namanya krecek gag ada satu kedaipun yang juwal. Lha mbok mubeng pasar sampai 7 hari 7 malampun, nggag bakalan nemu barang itu. Karena bahasa persatuannya krecek adalah krupuk kulit, tapi berhubung dakyu sudah terbiasa nyebut tape...eh nyebut krecek..jadinya ya kelepasan.

" Makanya pake bahasa persatuan, jangan sak enak udelnya ngomong pake bahasa daerah yg nggag dimengerti orang lain..."
..wupst !!...hatiku memarahi mulutku yang suka clemongan......

Tuesday, February 10, 2009

ajar-ajaran njepret mBulan...


Jangan dikira moto alias njepret hanya sebuah kegiatan asal pencet dengan memfungsikan telunjuk jari saja. Ooo tidaakkss.. .tenyata cukup rumit sudara sudara, kalau saja kamera DSLR di set secara manuwal semua, zonder otomatik.

Semalam blajar-blajaran njepret bulan mumpung bulannya sedang bulet-let. Welleh lha kok susye secara dakyu cuma pake lensa 18-200. Jadi meski sudah di zoom pol-polan, ya tetep aja mlendek..!! maksudnya tetap masih tampak nun jauh di mato alias cuma sayup-sayup sampai di mata.

" yeahh...lha itu bulannya kliatan jelas....yookk..penceett maang...jepret. .!!." hoah.. leganya bisa bernapas kembali setelah menahannya beberapa detik supaya hasil sontrekannya nggag bergoyang.
..mmm..lumayan, bulannya tampak bulat dan alus...!!

"..mbakyu..mbakyu..nuwun sewu, itu sepertinya speednya terlalu lambat sehingga bulannya terlihat seperti lampu taman.."..
" woalaahh...gitu ya mas...? jadi kecepatannya hrs ditambah biar bulannya terlihat alami dengan segala bentuk gronjalannya..?.. tak kira yg salah zoomnya...harusnya pake yg 500mm gitu..."

He..he..kok ya binun, wektu motret lampu di taman KLCC jadinya malah seperti bulan. Jika maksud hati mau motret bulan jadinya lampu. Apa kameranya tak bohongin aja ya, pura2 motret lampu biar jadinya kayak bulan.. :D

ya sudah blajar dulu...
menghapal dulu....
meski sudah seperti karung bolong yg selalu mbrojol kalo diisi, tapi tetap semangat ah....!!
Kan bisa lebih memberdayakan jari telunjuk daripada buwat ngupil melulu.

Saturday, February 07, 2009

Menghapal syapa Takuut...

Awal tahun ini kembali dakyu harap-harap cemas seperti 4 tahun yang lalu ketika anak sulungku melaksanakan UAN ( ujian akhir nasional ), untuk menentukan layak tidaknya memperoleh ijazah SMU sebagai pass dalam menembus bangku perguruan tinggi. Bulan Juni tahun ini si adek memperoleh giliran untuk berjuang menjalani GCSE exam, yang intinya beda tipis dengan ujian anak SMU. Weleh...mami ikut sutris.

Tidak dikenalnya evaluasi formatif seperti EHB/THB ( per cawu / per semester )di International School seperti sekolah umum di Indonesia, menyebabkan ortu jadi sangat prihatin ( baca : ikut sutris ). Anak sepertinya agak kaget dengan evaluasi sumatif yang dilakukan pada saat GCSE exam tersebut. Mereka seakan kurang siap dengan materi yg berjibun, gabungan seluruh materi s.d year 11, karena kurang latihan dalam mengerjakan soal2 ujian. Ulangan2 harian tidak cukup membantu karena evaluasi hanya dilaksanakan per bab saja. Jadi bisa dibayangkan,.hanya satu kata yg ada di pikiran anak2 ini...judeg!!

Menghapal menjadi sebuah tantangan tersendiri. Bagi yg berbakat untuk menghapal bukan menjadi masalah, tapi sebaliknya ini akan berubah menjadi momok bagi pecinta open book seperti aku sekarang. Padahal menghapal termasuk andalanku di masa jadul meski sekarang otakku sudah dedel alias tumpul karena dimakan usia, jadi yah..lupa lagi..lupa lagii...

Recall dan comprehension merupakan level terendah dalam domain cognitive manusia. Mengingat, memahami, kemudian menerangkan kembali kepada orang lain merupakan kepandaian manusia dalam tahap yang paling rendah sebelum mereka dapat mengaplikasikan, mensintesa, menganalisa dilanjutkan dengan kemampuan dalam mengevaluasi suatu permasalahan.

Kadang anak suka ngeles kalau nilai hapalannya jelek.

" Abiss….aku gag suka pelajaran menghapal, lebih suka math en physic…"

…mmm…mereka kurang adil dalam memberikan porsi belajar karena menganggap pelajaran yg berhubungan dengan hitungan lebih penting daripada pelajaran yg menuntut hapalan.

Lhah bukannya rumus2nya harus di hapal juga…? Kalau rumus, kaidah dan aturannya saja masih nggak mantep, dikit-dikit..eh…eh….bener nggag ya…? Lalu bagaimana mengaplikasikan dalam penyelesaian soa-soal.? Jadi plis deh…jangan malas menghapal ya nak…

Kendati menghapal tampaknya hanya merupakan aktivitas sederhana saja, dalam pelaksaannya ternyata tidak semudah seperti membalik tangan, tapi cukup reffots sodara sodara….

Dulu anak sulungku yg gemar nguplek di dapur sempat kisruh ketika belajar mengenal bumbu-bumbu., terutama membedakan antara ketumbar dan merica.

'ooo..jadi kalau merica bentuknya'alus plunthus', sedangkan ketumbar ada 'geret-geret'nya ya mah…" gitu katanya waktu itu.

Lain lagi dengan mbak Kip asistenku yang susyah minta ampyun dalam mengingat jenis masakan yang sering kumasak apalagi bumbu2nya, walaupun sudah 2 tahun lebih bekerja sama denganku.

" Ibuuu….sampai 5 tahun saya ikut ibupun, sepertinya saya tetap tak boleh masak macam ibuta'iyeee….." keluh mbak Kip dengan logat Maduranya yg kental meski sudah 17 tahun hidup di KL.

"..duh jangan putus asa dong…ayo semangat…go..go..go.mbak Kip…." gitu suntikan semangatku kepada do'i.

Kenapa hapalan cukup penting karena bagaimanapun recall akan selalu ditemui di setiap bidang apapun, sedangkan berat ringannya tergantung macam dan jenis pekerjaan yang digeluti masing-masing. Jangankan profesi-profesi bergengsi seperti dokter, tukang insinyur, hakim, notaris, akuntan, dll. Abang becakpun tetap harus hapal dan paham berlalu lintas kala menggenjot di jalanan kalau nggag mau di semprit pak pulisi kemudian kena tilang. ( upst..kayaknya gag ada ding becak kena tilang…). Jangan sampai seperti sopir metromini yang nggak pernah hapal rambu2 lalu lintas, ngetem sembarangan juga sradak-sruduk bikin kaget, sehingga model2 yang begitu memang layak buat di tampol !

Jadi nak, mulailah menghafal Bab 1, kemudian buka bagian daftar isi bukumu untuk mengetes dirimu berdasarkan sub bab, dengan memberikan pertanyaan pada diri sendiri….

  • What happened after…?
  • How many…?
  • Can you name the…?
  • Describe what happened at…
  • What is…?
  • Which is true or false?

Setelah itu ngetes pemahaman melalui menerangkan dengan menggunakan kata-kata sendiri, kemudian membandingkan, mengkontraskan dll, tantang dirimu dengan pertanyaan-pertanyaan..

  • How would you say it in your own words?
  • How would you briefly outline?
  • Is this the same as…?
  • What do you think could have happened next?
  • What was the main idea?
  • What are the differences/similarities between…?
  • Can you provide an example of…?
Begitulah kira2 perjuangan yang harus dilakukan nak, selain menghindari asyiknya chatting juga menyetop kekhusyukan ber Face Book serta menjauhi virus-virus virtual lainnya.

Yah..memang menghafal itu tidak mudah dan membosankan, tapi tetap saja akan sering kita lakukan meski terkadang hanya perkara sederhana saja. Dan yang penting.., asal jangan sampai lupa tata upacara pagi di toilet, bisa berabe ……!!