Thursday, December 13, 2007

Hari ini pakdhe pake 'jean'....

Yess!! pagi ini Kangmas Jogelem suamiku terlihat ceria begitu juga teman-teman sekantornya. Haiyak so pasti karena ke kantor serasa pergi ke mall, balutan celana jeans dipadu T-Shirt berwarna biru membuat penampilan Kangmas Jogelem terlihat bergaya seperti mahasiswa.
Cihuuyy....keren
coy!! Good bye kemeja lengan panjang plus celana kluyur....
Sayang cuma untuk hari ini saja. Tapi masak iya sih ada kegiatan charity saban hari ?...

Kamis kemaren anakku juga merasa merdeka karena pada hari itu diperbolehkan bebas tidak berseragam malahan diperkenankan juga meniru dandanan artis idolanya. Pokoknya hari itu anak2 bebas merasakan kebebasan tanpa memberikan imbalan apapun. Lho piye to ?
Maksudnya begini, di sekolah anakku charity merupakan kegiatan rutin. Disana ada salah satu cara unik dalam mengumpulkan uang sumbangan. Pada saat kegiatan tersebut dilaksanakan siswa diperbolehkan tidak mengenakan seragam asal memberikan sumbangan sebesar 5RM.
Jadi dengan menyumbang 5Rm, siswa memperoleh complimentary yang sangat didambakan oleh anak sekolah berseragam yaitu berupa kebebasan berpakaian agar terlihat keren di sekolah.

Pada dasarnya seseorang pasti ingin hidup bebas.
Bebas dari rasa tertekan, bebas untuk menjadi diri sendiri, bebas untuk tidak memenuhi keinginan orang lain...kamu harus begini, kamu harus begitu...
Yah..bebas dari segala bentuk penjajahan gitulah...

Dulu jamannya aku masih SD kata hak asasi manusia benar2 ngetop markotop, maklum di tahun 70an kata itu baru mulai di gembar gemborkan. Makanya anak2 SD hobi mengutip kata tersebut meski cuma gara2 ditegur karena kentut sembarangan.
" emangnya kenapa....ini kan hak asasi.." gitu kata anak yang kebebasan berkentut rianya dipermasalahkan oleh teman2nya.

Adanya reformasi memunculkan euphoria kebebasan setelah 32 tahun merasa terkekang. Mulai saat itu kata2 reformasipun menjadi akrab dalam perbincangan ibu2 di sela-sela hiruk pikuknya bertransaksi dengan tukang sayur keliling.

sekarang berita di koran jadi tambah seru ya bu, malah ada yang gambarnya vulgar..” gitu kata si mpok Rumpi
ya jelas dong….kan udah reformasi…” saut Nyak Gosip
wah tapi kasihan banyak keluarga artis yang hancur akibat kebebasan infotaintmen dalam mengorek kehidupan pribadi mereka, sepertinya mereka diadu di depan publik. Ah..namanya juga reformasi.” Bu RT nggak mau kalah.

Kebebasan memangpun seronok, kebebasan juga hak asasi manusia.
Kendati begitu akankah kita menggunakan hak tersebut secara semena-mena, berteriak misuh2 tanpa mempedulikan lingkungan sekitar serta mengabaikan kepentingan orang lain. Dimana letak nurani jika luahan kebebasan kita ternyata merugikan orang lain.

Seperti kata Eyangku,
“ ngono yo ngono neng ojo ngono….”
Gitu ya gitu.. tapi jangan gitu2 banget ah!!

Sepertinya bebas terkontrol terasa lebih mak nyess daripada bebas lepas. Yah, meski mengontrol diri sendiri merupakan perbuatan tidak mudah tapi masyarakat bisa menilai dan menjadi alarm ketika kita melampaui batas kebebasan yang pantas.

Dan akupun manggut-manggut setuju ketika kebebasan menjadi sebuah complimentary atas perbuatan baik yang sudah kita lakukan, seperti kegiatan charity di sekolah anakku tadi.

gambar diambil dari sini