Tuesday, June 24, 2008

Rambut jadi keriting kayak indomie.

Saat ini exam anak2 sekolah sudah selesai, mereka mulai mengisi kegiatan summer yang cukup padat. Di Jakarta bahkan anak2 sekolah mulai terima rapot kenaikan kelas. Tentu saja anak2 gembira karena naik kelas apalagi mereka yg telah mencapai prestasi bergengsi. Banyak ibu2 yg merasa plong karena anak2 berhasil melalui masa2 ujian, mengingat betapa sutrisnya para mami ketika membantu si anak belajar untuk menghadapi saat menegangkan ini.

Salah satu tugas ibu nyeng mbikin sutress dan mengajak rambut bersaing dengan keritingnya indomie memang ketika sedang membimbing anak belajar, terutama disaat usia sekolah dasar alias primary. Anak2 di usia ini belum mengerti kenapa harus belajar juga belum paham bahwa belajar adalah suatu proses menuju sukses agar memperoleh kehidupan layak di kelak kemudian hari en bla..bla.....Setahu mereka tugas anak2 adalah sekolah plus belajar dan belajar, jikalau malas belajar mama akan marah apalagi hasil ulangannya mendapat nilai jongkok.Tentu saja mama juga akan mengomel ketika anak bermalas-malasan.......
" Belajar kok males, kamu mau kalo sudah besar jadi tukang becak...?".. iihh...ini pertanyaan yg sering aku dengar ketika diriku masih imut.

Waktu dakyu masih kecil ibuku paling hobi menyuruhku belajar meski di akhir minggu. Beliau pasti akan berhalo-halo jika melihat anak2nya kurang kegiatan. Jadi kalau nggak ada kerjaan mending baca2 meski kadang ngelantur karena pikiran melayang kemana-mana, yah..daripada mami ngomel. Dakyu juga masih ingat ketika suatu pagi di hari Minggu teman2ku datang menyambangi untuk menjemputku menghadiri ulang tahun teman, mereka harus menungguku sampai aku selesai mengatur kembali buku2ku setelah selesai digunakan tuk belajar en mengerjakan PR.
Ah..itu jamannya dakyu masih SD nan katrok.

Sekarang gantian dakyu jadi mami.
Sampai usia kelas 4SD, anak-anakku tidak pernah aku akrabkan dengan kata2 'horor' yang bernama 'belajar'. Sebagai pengganti kata belajar dakyu menggunakan istilah 'tebak-tebak'an. Nah...Untuk dapat menebak semua pertanyaan otomatis mereka harus membaca terlebih dulu dan untuk dapat mengerjakan math/berhitung tentu saja mereka harus latihan dulu.

" Nggak usah belajar, baca2 aja...." gitu selalu kata bapaknya.
Dan anak-anakpun dengan senang hati akan meminta..
" Mah, tebak-tebakan yoks.."... haiyak...Cerdas Cermat dimulai....

Tapi suatu ketika dakyu pernah bertindak agak keras dengan si Adek gara2 sifat ke'ngeyel'annya.Saat itu Adek masih kelas 2 SD. Ini merupakan pengalaman tak terlupakan dan mengharap tidak akan terulang lagi. Singkat cerita situasi sudah mulai memanas dan tidak lagi ada tebak2an, yg ada belajar !!
Dakyu menjelaskan soal matematika dengan agak emosi ( kayaknya sedang PMS)
" Udah ngerti belum ..?..masak gitu aja nggak ngerti sih....grrRrr...ggRR....? "....ngamuk ceritanya..
" Sekarang kerjakan soal ini...priiittt...mulai.."...gGrr..GgrrrR...emosi sampai ke ubun2.....

Ternyata oh ternyata, tidak ada satupun soal yg dikerjakan dengan benar alias bernilai eNol. Rupanya Adek nggak bisa mengerjakan soal karena ada perasaan takut dimarahi mama. Weleh..weleehh...baru kusadari betapa jahatnya dakyu. Betapa ngenesnya melihat wajah Adek yg tegang ketakutan, sangat memelas. Butiran2 besar keringat berkumpul diatas bibir dan ujung hidungnya, sedangkan bibirnya terkatup rapat. Menyadari ketidak beresan ini langsung dakyu membalikkan suasana tegang menjadi bernuansa ceria.
" Dek kamu mau es krim nggak...? ..tanyaku renyah...
" Mau mah...rasa strawberry ya....?..wajah Adek berubah sumringah...
" Mama ambilkan ya...nanti kalau sudah selesai makan es krim soal tadi dikerjakan, pasti bisa dapat 10. Kamu kan pinter, tadi salah karena terburu2 aja..." gitu bujukku selembut mungkin...

Dengan semangat Adek kembali mengerjakan soal2 yg sebelumnya dikerjakan secara ngawur. Sesekali pipi chubbynya aku ciumi karena perasaan bersalah serta penyesalan yg terus mendera. Aaahh...

" Mah udah selesai nih, bener semua nggak ?"...dengan antusian Adek menyerahkan hasil pekerjaannya..
" wah...hebat, betul semua Dek.."...dakyu heran, sedang Adek cuma tersenyum-senyum.

Ah..pengalaman jadul ini membuatku sadar untuk tidak terlalu memaksakan kehendak meski kepada buah hatiku sendiri. Mereka tidak akan tumbuh dengan baik kalau selalu mengalami ketakutan, tertekan serta merasa terpaksa. Lagipula kelembutan ortu harus selalu terjaga dengan memunculkan logika serta mengendalikan emosi. Perlu juga untuk selalu memuji hasil karya anak2 agar mereka bangga dengan hasil positif yg telah dicapai. Selain daripada itu betapa pentingnya mendorong anak untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yg sungguh2 mereka senangi. Wallahualam....

Kini mereka sudah tahu apa arti belajar.
Belajar tidak sekedar untuk menyenangkan hati ortu tapi untuk kepentingan mereka sendiri. Sekarang mama sudah tidak lagi membantu dalam hal mengerjakan soal pelajaran2 sekolah tapi berganti fungsi sebagai tenaga bimbingan dan penyuluhan yg mencakup soal percintaan. Sedangkan bapak kebagian peran untuk menjawab pertanyaan2 remaja laki-laki yg haus akan informasi perkembangan teknologi masa kini.