Wednesday, April 26, 2006

Introspeksi

anniversary present....

Sebagai manusia mungkin kita lupa bahwa kehidupan tidaklah abadi hingga sikap mengumbar nafsu selalu saja datang untuk mencari kepuasan duniawi. Memaksakan kehendak, mengabaikan tata krama, bertindak semau gue, kini marak meracuni otak manusia seiring dengan kebebasan dan kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tanpa batas.

Kepandaian ilmu pengetahuan yang didapat terkadang malah membuat manusia keblinger dan mendorong menuju pada pemikiran idealis yang menjerumuskan. Pemikiran idealis yang berkembang kefanatisme terhadap masalah membuat manusia 'over protective' dan sensitive dalam menghadapi pihak luar, ketakutan diserang dari berbagai segi membuat mereka terkesan garang dan selalu curiga.

Arogansi orang2 berilmu tinggi dengan mendudukkan mereka pada singgasana tak terjangkau oleh orang awam telah menjadi penyakit orang2 pandai. Anggapan bahwa orang awam bukan tandingan, menjadikan orang2 pandai menjadi keras kepala karena keinginan selalu menang sendiri. Hingga benteng pertahanan diri akan dijaga sekuat tenaga bagai tembok tak berpintu agar`tidak bobol oleh serangan lawan.Meski demikian banyak orang pintar tidak memberikan pengetahuannya sesuai porsi keilmuannya hingga tak jarang orang pintar 'minteri' alias 'ngakali' orang2 tak berdaya.

Dengan tanpa menyalahkan orang lain, berfikir bahwa diri sendiri benar adalah manusiawi. Tapi sayang banyak orang melakukan pembenaran dengan mengajak orang lain untuk tidak menyalahkan atas perbuatan salah yang secara sadar dilakukan.Dan yang menjadi korban adalah orang tidak berpendirian bagaikan kerbau dicocok hidungnya, disuruh kekanan manggut-manggut, disuruh kekiri he'eh aja.....

Mungkin orang lupa hidup didunia tidak hanya mengejar ambisi, meski agama mengatakan "beribadah dan beramallah kamu sebanyak-banyaknya seakan-akan besok akan kiamat".Tapi toh masih banyak orang yang mengabaikan ajaran tersebut hingga 'memlesetkan' penyerangan terhadap fasilitas umum dan merugikan banyak orang dianggap sebagai kepentingan ibadah.Disamping masih begitu banyaknya kemiskinan yang tidak bisa hilang dengan hanya menutup mata.

Untuk mengerem emosi serta mendinginkan gelegak ambisi tampaknya introspeksi diri akan membawa kita pada titik sejuk. Dimana tiap hembusan kesejukan disaat memikirkan ulang kesalahan2, kegagalan dan kesuksesan pada setiap langkah kehidupan, akan memberikan titik awal langkah baru untuk menapak ke jalan berikutnya dengan lebih cerah.

Perjalanan panjang kehidupan tentulah tak semulus jalan tol, pasti ada saja sandungan batu2 kerikil yang mengganggu perjalanan .Dikala mendapat benturan, itulah saat
tepat untuk berhenti dan mulai mengintrospeksi diri dengan menghilangkan kerikil2 tajam yang mengganggu. Setiap benturan merupakan proses yang akan memberikan pendewasaan terhadap diri kita hingga selalu saja ada hikmah yang dapat kita petik pada setiap peristiwa.

Setelah itu perjalanan meniti lorong2 kehidupan akan terus berlanjut menuju terminal tempat memperhitungkan amal....juga dengan sesekali berhenti untuk menghilangkan remah2 mengganggu disela-sela jari kaki. Dan ketika itu introspeksi diri akan berlangsung dengan sendirinya pada setiap kesempatan.....



Happy 19th Wedding Anniversary Day.....
Hope we have endless love
Hope we can get along forever....
Hope we can take care each other ....
Hope we always have nice children and happy family
Amien Ya Rabbal Alamin.

Friday, April 21, 2006

Hari Kartini

memperingati...

Hari Kartinian!!
Demikianlah 21 April biasa disebut pada setiap dan bulan itu datang.Setiap sekolah, perkumpulan, organisasi, RT, RW dikampung-kampung sibuk mempersiapkan perlombaan yang berkaitan dengan kegiatan kewanitaan. Pertandingan maupun perlombaan selalu bekutat dengan tema yang sama dari tahun ke tahun. Apalagi kalau bukan masak memasak, keluwesan berkebaya, merangkai bunga dll. yang tidak jauh dari rutinitas kaum wanita .

Kartini adalah sosok wanita ningrat yang tidak bisa hanya berdiam diri menikmati fasilitas sebagai seorang putri bupati dan menanti datangnya pemuda sebagai pendamping hidup. Diawali dengan keprihatinannya terhadap perempuan yang tidak berhak mendapatkan kesempatan dalam mengenyam pendidikan dikala itu memunculkan semangatnya untuk terus belajar dan memajukan pendidikan bagi kaumnya. Keinginan untuk memajukan kaumnya ini terwujud dengan didirikannya sebuah sekolah khusus putri meski tidak berkelanjutan karena aktivitas Kartini terhenti setelah menikah dan kembali ke tugas klasik perempuan yaitu mengurus anak, suami dan rumah tangga. Meski demikian semangat Kartini tak pernah pudar untuk terus memajukan kaum perempuan. Surat-suratnya kepada Abendanon sahabatnya di Belanda mengenai kesulitan perempuan untuk menuju pandai dijadikan sebuah buku berjudul "Door Duisternis tot Licht" yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap terbitlah Terang.

Membaca merupakan titik awal datangnya sebuah keterbukaan, pengetahuan dan ilmu, hingga kita dapat memandang dan melihat dunia dengan terang.Dengan demikian kita tak perlu bertanya-tanya lagi mengapa surat pertama dalam Al-Quran yang diterima sebagai wahyu oleh Nabi Muhammad di Gua Hira menyebut IQRA' yang artinya bacalah pada ayat pertamanya.

Bagaimana orang akan pandai, pintar dan berilmu jika tidak bisa membaca. Hidup seperti dalam kegelapan selalu meraba-raba tak tentu arah. Berbeda dengan orang buta, meski tak melihat tapi mereka punya mata hati yang akan selalu siap menuntun pada setiap keadaan.

Meski semangat Kartini memberikan inspirasi kusus kepada kaum perempuan, tapi terdapat makna yang mendalam untuk semua kaum.Mengentaskan manusia dari kebodohan menuju kepintaran serta memberikan pencerahan untuk diri sendiri dan lingkungan adalah hal yang dapat ditangkap dari Habis Gelap Tebitlah Terang.


Selamat Hari Kartini ibu-ibu....
Semoga kita bisa melanjutkan semangat Kartini,
Selalu memberikan pencerahan untuk diri sendiri, anak2, suami, dan lingkungan.



Wednesday, April 19, 2006

Utang bikin puyeng!!

Ngutang lagi..ngutang lagi..

Lagi-lagi masalah utang bikin mumet!!
Belitan utang atau hutang ini bisa menghampiri semua golongan lapisan masyarakat dan akan membuat leher tercekik susah bernapas.Kegiatan berhutang menjadi jalan pintas untuk mendapatkan uang secara cash dengan cara mudah, tetapi akan menimbulkan kebingungan jika jatuh tempo pengembalian utang datang. Judeg!!
Gerakan gali lobang tutup lobang menjadi kegiatan yang bikin deg-deg an, utang lagi....utang lagi... yah...cuma itu yang bisa dilakukan untuk menambal lobang hutang sebelumnya.

Sudah bukan rahasia lagi kalo bayi Indonesia yang baru lahir akan menangis lebih keras dibandingkan bayi negara lain karena kata para pakar ekonomi setiap orang Indonesia menanggung beban hutang sebanyak 7 juta rupiah per kepala termasuk bayi2 yang baru lahir hingga tahun 2015 mendatang. WWiiihhh....serem!! Padahal nggak ngerasa ngutang!!

Sebenarnya juga bukan rahasia jika hutangan dari negara2 pendonor yang konon merasa simpati terhadap keterpurukan dan kemiskinan Indonesia hanya menjadi barang jarahan para oknum yang memanfaatkan kesempatan dalam keribetan. Mendapat utangan dari negara lain serasa mendapat hadiah cuma-cuma sehingga tidaklah dosa jika utang negara menjadi 'rayahan' alias rebutan seperti nasi tumpeng pada saat sekatenan di Kraton Ngayogyokarto.

Masa bodo dengan jatuh tempo pengembalian utang plus
bunga,terkikisnya harga diri, serta banyaknya keterbatasan dalam pengaturan kebijakan dalam negri karena pesanan dari negara pendonor bukan agenda yang menjadi penghalang bagi oknum2 penjarah.
Maka tak heran jika kini negara mau ngutang lagi....
Mengapa tidak hutang jika ada yang mau ngasih utang?!!
Gitu kali prinsipnya....

Bisa memperoleh hutang dalam jumlah besar memang memerlukan kepercayaan dari pihak pemberi hutang.Sehingga untuk golongan masyarakat menengah ada rasa bangga disana ketika pinjaman disetujui dan danapun mengalir, dengan gagah mobil baru maupun rumah baru bisa dinikmati....Bonafide gitu looohh!!


Coba kita menengok gaya utang masyarakat yang tinggal di perkampungan Jakarta dengan mayoritas penghuninya tukang ojek, pembantu rumah tangga dan pekerja serabutan. Tukang kredit berkeliling menjajakan panci2, alat penggorengan dan perabot dapur lainnya hingga baju2 daster dan peralatan elektronik.Rata2 pembayaran dicicil selama sepuluh bulan tetapi ada juga yang diangsur setiap hari tergantung permintaan pengutang dan persetujuan pemberi utang.Bayangin aja...utang impas daster ludes....!!
Tapi hanya dengan proses itulah mereka bisa melengkapi kebutuhan.

Wajib belajar 9 tahun dan memberikan imbas pada keringanan biaya pendidikan ternyata masih merupakan isu.
Si Budi pembantu ibuku di Yogya kerepotan mencari utangan sebagai persiapan memasukkan anaknya ke SMP setelah setelah Ujian Akhir Nasional tingkat Sekolah Dasar nanti.
" Masuk SMP kok mahal ya bu...1 juta jee....padahal sekolahnya didaerah 'mblusuk' agak jauh dari kota lho..." gitu ceritanya...
Bukan sekolah favorite kok ya mahal...padahal cuma didaerah...aku pikir di Jakarta aja yang mahal...
Karena suami Budi yang tukang becak kesulitan mencari utangan akhirnya ibuku turun tangan...
"Matur nuwun buu....nanti akan saya bayar kalau suami saya berhasil memperoleh utangan dari tauke juragan pembuat kaos itu..." katanya sok yakin.

Bagaimanapun gali lobang tutup lubang akan terus berjalan pada arus lapisan bawah. Pepatah yang mengatakan besar pasak dari pada tiang tidak ada artinya pada golongan ini.
Seyogyanya besarnya pengeluaran tidak boleh melebihi pendapatan, tapi kalau pendapatan sangat minim, sangatlah beruntung jika kebutuhan primer bisa terpenuhi. Bagaimana pula nasib keluarga penarik becak yang terkadang pulang dengan tangan hampa.....
Yahh...apa daya...memang tiang mereka sangatlah kecil....

Saturday, April 08, 2006

Tua yang tidak menyakitkan...

bisa direnung-renung....

Menjadi tua adalah suatu proses kehidupan manusia yang tidak bisa direm hingga akan menjadi menakutkan kalau tidak diterima dengan pasrah dan lapang dada. Terutama dikalangan kaum wanita ketuaan menjadi momok, meskipun creme anti kerut sudah banyak beredar dan menjadi tumpuan harapan awet muda tapi tidak banyak menolong karena umur akan tetap terus bertambah tak terkendali. Sehingga karena banyak orang yg malu menyebut umur, pada pengisian formulir tak resmi, tahun kelahiran boleh tak diisi cukup tanggal dan bulan kelahiran saja.... weleh.. weleehh..... begitu maklum dan pengertian sekali.

Biasanya umur biologis dan umur fisik seseorang akan tampak nyata sejalan, sehingga penampilan fisik seseorang akan tampak dari jumlah umurnya. Tapi terkadang penampakan tersebut tidak sama, meski penampilan masih 'jreng'....tapi...ssttt.....sudah 'sepuh'.
Ternyata kesehatan banyak pengaruhnya terhadap 'jreng'-nya penampilan fisik disamping olah raga yg cukup dan istirahat secara teratur serta keseimbangan spiritual.Selain itu hidup tenang dan bahagia juga sangat bertanggung jawab atas keceriaan seseorang dan berpengaruh pada pancaran sinar wajahnya.

Beberapa orang merasa cemas menghadapi pertambahan usia sehingga walau masih banyak yang menyambutnya dengan biasa2 saja alias cuek tapi ada sebagian orang yang merasa kehilangan harapan dimasa tuanya meski mereka hidup serba kecukupan dan tidak ada sesuatupun yang pantas dikuatirkan. Anak2 yang sudah beranjak dewasa dengan mengejar karier masing2 menyebabkan para manula kesepian hingga merasa tidak berguna bagi lingkungannya.

Aku begitu sedih ketika pada suatu hari Simbah Bogem mengeluh begini...
" Wallah cah ayuu....simbah ini kan sudah tuaa....sudah nggak ada lagi yang ingin dicapai....mau apalagi hidup didunia ini....?..lha simbah ini kan tinggal tunggu antrian masuk surga..." sambatnya..
"Simbah..simbah...rak ya masih banyak yang bisa dikerjakan too...apa ya nggak kepengen menyaksikan kesuksesan para cucu nantinya...ayolah mbah jangan putus asa...nikmati saja hari tua.." gitu kataku memompa semangatnya.
Ternyata nggak sia2....simbah Bogem sekarang tambah sehat dengan motivasi melihat kesuksesan para cucu.

Dibandingkan Simbah Bogem, Paklik Ngatirin lebih bersemangat. Dalam usia mendekati 70 tahun dia masih sehat, selera makan 45 dan olahraganya pun tergolong hebat mengalahkan Kangmas Jogelem suamiku. Sehingga dibandingkan teman2 seusianya Paklik Ngatirin ini masih cukup 'Joss'. Secara implisit dia menceritakan kehebatannya begini....
"Eh...kalau temanku meski minum suplemen tiga tahun tapi nyatanya kok tetep 'gomblah-gambleh'.....nah..kalau gue sih...tanpa pakai suplemen semuanya lancar.... karena peredaran darah lancar..." gitu katanya PeDe.
"Ho'oh...ho'oh...paklik..top tenan!!" jawabku manggut-manggut.

Meski sudah tua renta, Mbah Sis dengan semangat menggenjot sepedanya untuk menjual hasil kebun kepasar meski cucunya yang sudah jadi orang melarang karena menghawatirkan kesehatannya,
" sudahlah mbah...nggak usah dagang lagi....nanti tiap bulan saya transferin ...simbah senang2 saja istirahat dirumah.." bujuk cucunya..
" Woalaahh...tole...kesenangan simbah itu ya nyepeda kepasar berjualan hasil kebun...lha kalo simbah ngaso..nanti malah sakit..." begitu jawabnya.

Memang sangat berbeda penerimaan seseorang atas`datangnya masa tua. Meski tidak mudah, tapi masa itu akan hadir juga menjadi bagian hidup kita dimasa mendatang. Hanya keinginan menikmati hidup dan mengisi kehidupan dengan hal2 bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain yang akan dapat membahagiakan kita. Dengan filosofi tersebut akan timbul harapan agar kita dapat melalui mas tua dengan semangat tanpa membebani anak cucu serta orang lain, hingga julukan sebagai orang tua rewel dan cerewet akan terhindar.

Tapi meski begitu Kangmas Jogelem suamiku selalu berpesan....
"Kamu harus selalu bisa 'ngemong' orang tua lho nduk...kita nanti juga akan tua seperti mereka..."


Salam
Enda

Have a nice wik n...
Sik..sik...mau mabur dulu dengan KLM...
cu

Wednesday, April 05, 2006

Ketika Cinta harus memilih......

..apa iya?...

Tidak ada satu pun pasangan membayangkan akan terjadi perpisahan dikemudian hari ketika seorang laki2 memberikan sebuah tantangan nikmat kepada kekasih hatinya.."Would you marry me?....
Pertanyaan tersebut akan memberikan reaksi berbeda pada tiap insan, sebagian akan tersipu malu untuk mengatakan .."he'eh.." atau "yess!!"....sebagai tanda setuju, tapi ada juga sebagian pasangan atau salah satu pasangan yang dengan tegas menolak mentah2 tujuan mulia tersebut karena ketidak siapan untuk berkomitmen hingga hanya memilih hidup bersama tanpa adanya sebuah ikatan alias kumpul kebo.

Membuat komitmen pernikahan memang bukan perkara mudah bagi sebagian orang sehingga tak jarang kita dengar gagalnya prosesi pernikahan ketika sebuah persiapan sudah berada diambang pintu. Banyak hal perlu dipersiapkan disaat dua hati bertaut menjadi satu untuk mewujudkan mahligai rumah tangga dalam sebuah perkawinan. Disamping saling menyayangi sebagai modal utama ada hal lain yang menjadi bahan pertimbangan utama seperti penerimaan keluarga serta prinsip yg dianut oleh pasangan. Terkadang karena terbuai dengan gombalnya kata2 cinta, pasangan yang sedang dimabuk asmara ini akan mengabaikan pentingnya sebuah penerimaan dalam keluarga dan prinsip hidup pasangan, dengan berjalannya waktu dan hilangnya obralan kata2 cinta masalah2 yang semula dianggap sepele ternyata berkembang membuahkan intrik dalam rumah tangga.

Banyak pakar berpendapat 5 tahun pertama perkawinan adalah madu manisnya pernikahan yang siap direguk kapanpun, dan cobaanpun mulai berdatangan ketika perkawinan mulai memasuki usia yang ke lima disaat pasangan mulai mendapat kepercayaan untuk menimang. buah hati.Hingga perkawinan memasuki usia ke 10, ke 15, ke 20.....berbagai masalah rumah tangga akan selalu berdatangan disamping godaan2 yang selalu siap hadir mengancam keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Mrs.Tuminah dan Mrs.Poniyem merasa gerah ketika menginjak usia perkawinan 5 tahunan keadaan ekonomi rumah tangga belum juga meningkat meski rumah dan mobil sudah berhasil dimiliki walau masih sederhana. Tapi ternyata keadaan tersebut belum memberikan kepuasan kepada mereka, kehidupan konsumtif Jakarta menggoda para ibu muda yang sedang cantik2nya ini dengan kehidupan glamour bin mewah ala para artis metropolitan. Karuan saja selera dua wanita karier tersebut membuat sang Gatotkaca kebingungan untuk mencari job dengan salary tinggi demi memenuhi hasrat shoping belahan hatinya, tapi apa daya...
" Enggak mudah cari pekerjaan baru mama...." gitu kira2 keluhan papa Gatotkaca.
Hingga akhirnya Mrs.Tuminah lebih memilih seorang bule tua dan meninggalkan suaminya yg tengah bersekolah S2 demi meningkatkan kariernya, sedangkan Mrs. Poniyem terpikat dengan seorang pria lebih tua yg konon lebih kaya dari suaminya. Bisa dibayangkan betapa sedihnya para bapak belia ini ....masih 'jreng' tapi sudah jadi 'Duren' (duda keren).

Cerita Mrs.Tabib lebih menyedihkan, belom ada 5 tahun pernikahan Mr. Tabib sudah berani main jotos terhadap istrinya jika keduanya saling bertengkar. Perbedaan prinsip dan penerimaan keluarga yg pada awal pernikahan bukanlah suatu halangan yg berarti, kini setelah menginjak usia pernikahan lebih dari 15 tahun semua kenangan indah terhapus sirna tak berbekas. Hari demi hari suasana panas tercipta bagai dalam sebuah neraka, yaahh.... Mr. Tabib menyimpan cinta terhadap wanita lain dengan prinsip hidup yg sama dengan Mr.Tabib ketika dia belum menikah dengan Mrs.Tabib. Dan yang lebih bikin sakit hati Mrs. Tabib, Mr. Tabib dengan suka hati meninggalkan Mrs. Tabib demi wanita idaman lain yang sangat diterima oleh keluarga Mr.Tabib. Dengan kata lain sudah klop!! tinggal mengakurkan wanita tersebut dengan anak2 yg sudah beranjak dewasa.
Walah..walah....pantes kalo sudah nge'job' malas pulang....


Ternyata perkawinan 22 tahun juga belum bisa menjamin selamatnya sebuah pernikahan dari kehancuran rumah tangga.Mbakyu Ngatini dan Kang Begento semula adalah pasangan ideal. Pasangan muda punya karir dan masa depan, meski mbakyu Ngatini punya kedudukan lebih tinggi tapi mereka tidak mempermasalahkan. Sehingga disamping memiliki anak2 manis, ekonomi rumah tangga merekapun tergolong mapan, makmur dan cepat menanjak. Kehidupan rumah tangga mereka berjalan mulus hingga suatu saat diusia pernikahan lebih dari 20 tahun disaat karir mbakyu Ngatini sedang top2nya.... bencana itu datang. Kang Begento mulai merasa kesepian karena kesibukan istrinya, sedangkan anak2 mulai sibuk kuliah.Mulailah dia mengisi kesepian dengan pekerjaan sampingan yang akhirnya mempertemukan Kang Begento dengan seorang janda tanpa anak, dan bisa ditebak.....yess!! pernikahan 22 tahun bubar.....
Mbakyu Ngatini hanya bisa mengelus dada pasrah...
"Nggak nyangka...perkawinan kita sudah sangat lama dan dia begitu menyayangi anak2nya....kenapa bisa terjadi..?" sambatnya dalam kesedihan....

Tanpa perlu memperdebatkan siapa salah, yang pasti anak2 akan menjadi korban dari perpisahan ke 2 orang tua. Jika anak2 masih dibawah 5 tahun kemungkinan perpisahan ini tidak begitu menimbulkan trauma, tapi untuk anak2 yang lebih besar apalagi remaja peristiwa ini akan sangat menyakitkan. Rasa malu bercampur marah akan muncul menyalahkan orang tua yang egois karena tidak mempedulikan kebutuhan anak2 akan kasih sayang.

Mempertahankan cinta memang sangat diperlukan, cinta suami istri, cinta orang tua terhadap anak dan saling cinta diantara para anggota keluarga biasanya akan melanggengkan kehidupan perkawinan dalam rumah tangga.
Jadi kayaknya nih....meski sudah menjadi pasangan kuno yang telah berahun-tahun hidup bersama, jangan sampai kita keceplosan begini...
" AAhh.. sudah tua...kita sih udah kayak sodara...udah kagak pantes 'roman-roman'an bin sayang2an...!!"....
Lhah..kenapa nggak boleh ngomong begitu??.... karena cinta memang tidak dapat terus bersemi tanpa ada usaha dari pasangan. Cinta yang tumbuh diawal perkawinan lama kelamaan akan memudar seiring bertambahnya usia perkawinan, sehingga untuk dapat terus mempertahankan agar cinta tetap tumbuh, pasangan perlu memupuknya hingga jalinan kasih masih terus tercipta dan timbul saling ketergantungan satu sama lain.
Wallahualam....