Thursday, March 02, 2006

Muka Tembok

sajian minum teh..

Kemarin aku dibuat dongkol oleh sebuah mobil kecil si kancil anak nakal.....
Ketika sedang mengantre bayar dipintu Tol menuju pintu keluar jalan Jelatek, tiba2... sssiiuuuutt.....enak aja sebuah mobil kancil nyelonong menempati antrianku....wealah..mentang2 mobil kecil.....memang nggak ada yang berteriak woee...woee...nyerobot lo !! tapi kok nggak malu ya....!!

Tidak seperti tukang taxi di Kuala Lumpur yang sangat tertib dalam memberikan uang kembalian meski hanya 10 atau 20 sen, di Jakarta lebih simpel tukang taxi tidak merasa perlu menyediakan uang recehan karena kembalian seratus dua ratus perak dianggap amal ...tapi amal maksa ! Jangankan uang ratusan, kembalian dalam hitungan ribuan aja diembat pura2 nggak ada kembalian kecuali penumpang ngotot sambil melotot menuntut uang kembalian. Perilaku ini sudah dianggap umum oleh para penarik taxi sehingga hal ini dilakukan dengan ekspresi yang sangat 'innocent' , sama sekali tidak tampak adanya rasa bersalah apalagi rasa isin....jauuuh !!

Embat mengembat bukan hanya monopoli tukang taxi, beli bensin aja sekarang makan ati. Jangan mengharapkan kembalian kalau hanya dalam hitungan ratusan rupiah, dengan enteng penjual akan menganggap transaksi sudah beres karena mereka yakin pembeli tidak akan menuntut kembalian padahal sebenarnya mau juga siii....tapi malu dikatain pelit!!

Urusan putusnya urat malu bukan hanya berkutat diseputar embat mengembat duit orang. Demi uang cepekan dengan mengubur dalam rasa malu, seorang Warto yang disiang hari berprofesi sebagai kuli bangunan menjelma menjadi Warti pada petang hari. Dengan dandanan menor menyala Warti, Nely, Kamti (nama aslinya Sukamto) menyanyi di perempatan jalan ketika lampu merah menyala........crek..ecrek...ecrekkk.."basah..basah...basah..tubuhku ini...ah..ah..mandi madu.... halo oom....tante...cepeknya dooong.. " celotehnya genit. Yah begitulah ..hanya dengan bermodal sepenggal syair lagu mereka beredar dari satu mobil kemobil lain dengan lagu yang sama. Suara sengau keluar dari mulut mereka dengan maksud meniru suara perempuan sembari jari telunjuknya diacung2kan ke pengendara mobil yang mengisyaratkan 'cepekan' aja juga udah ok kok...!!

Pergeseran nilai sosial dalam tatanan masyarakat memang sangat kentara dengan menipisnya rasa malu serta terkikisnya perilaku sopan santun yang sudah mengurat akar sejak berabad-abad lalu.Jangankan perilaku golongan masyarakat kelas bawah permainan tabu para oknum berwenangpun sudah bukan rahasia umum lagi.Dimana rasa malu ketika seorang oknum meminta uang rokok untuk memperlancar urusan, dimana sopan santun bersembunyi ketika kemewahan dipertontonkan pada saat keterpurukan sedang melanda ?

Pada`saat belitan finansial mulai memuncak, kreativitas manusia ditantang agar tetap 'struggle' dalam mempertahankan hidup ditengah belantara kelesuan ekonomi. Segala cara ditempuh untuk mengepulkan asap dapur bahkan rasa malu sudah habis tergadai demi hidup dan napsu. Budaya malu perlahan-lahan mulai memudar, tidak lagi mengenal kata 'saru' .....juga tidak lagi menyembunyikan sesuatu yang tidak pantas.

CCCCiiiiiiittttttt.......srreeetttt.....!!(rem mendadak)....sialan diserobot lagi!!!
Dasar Muka Tembok Lo !!!

1 comment:

Anonymous said...

Di Indonesia memang banyak binatang dan hukum rimba berlaku. Mungkin si kancil lagi dikejar Tiger takut dimakan, belum lagi ke injek KEBO yang badannya gede banget.

Coba dech ... check di http://www.pacifictec.net
bukan hanya kebo disana, tapi ada buaya dan sebagainya.

Maklum lah Cik .. negara Rimba dengan hukum rimba.