Monday, May 08, 2006

obrolan wanita disuatu senja...

khusus wanita....

Semenjak ketika masih menjadi nasi didalam perut ibuku, tak pernah sedetikpun terpikir aku akan terlahir sebagai bayi perempuan dan tumbuh sebagai wanita dewasa. Jangankan bakal calon nyawa belum terbentuk,bahkan ayah dan ibu sebagai pihak berwenang juga tidak dapat memilih apalagi menentukan jenis kelamin bayi mereka.
Yah..memang bayi lahir ceprot dengan membawa atribut masing2 atas kehendak sang pencipta.

Dengan berbagai pernik-perniknya wanita diberi kemampuan sebagai tempat bersemainya jabang bayi sekaligus sumber kehidupan bagi anaknya, diisamping sensitifitas tinggi hingga membuat wanita mempunyai naluri tinggi yang tidak bisa dijangkau dengan logika.
Meski wanita diberi kemampuan lebih, tapi kini wanita merasa ngeri karena dari pernik-pernik itulah sumber penyakit datang hingga melemahkan fungsi seorang wanita.
Sedangkan Pria, dengan kelengkapan lebih sederhana justru meleluasakan gerakannya, hingga berbagai kesakitan yang dialami wanita tidak pernah mereka rasakan.

Macak (berdandan), masak, manak (melahirkan), itulah pepatah orang jawa yang sampai kini masih terus dinasehatkan orang-orang tua kepada anak gadis mereka. Seorang wanita meski bersekolah setinggi langit, tapi tidak boleh melupakan kodrat mereka sebagai wanita. Berdandan secantik mungkin, memasak seenak mungkin, dan melahirkan sebanyak mungkin....Uupst!! Semua itu demi untuk menyenangkan suami.
Tapi pria mempunyai tanggung jawab besar untuk mencari nafkah, hingga tinggi rendahnya tingkat pendidikan tidak bisa mengelakkan mereka dari kodrat pria sebagai tulang punggung keluarga.Dan kesejahteraan rumahtanggapun dibebankan kepada pria sebagai kepala keluarga.

Kini banyak wanita berperan ganda, sebagai wanita karier merangkap ibu rumah tangga yang juga piawai dalam macak, masak, manak. Bahkan tidak jarang penghasilan mereka melebihi tulang punggung keluarga, meski demikian predikat tersebut tidak mudah untuk dialihkan.

Disuatu petang diajeng Cipluk curhat soal suaminya,
" Kadang2 aku sebel sama suamiki lho mbakyu...mosok dari soal brambang sampek ndandani genteng bocor kok jadi urusanku.., mending kalo gajinya gede...mau ongkang2 kaki ya aku diemin ajah...lha ini gaji cuma pas buat napas..." gerutunya..
" Hush..!! jangan gitu jeng...meski lebih segalanya dari suami jangan menghina..dosa lho! Jangan sampe tertular virus wanita karier yang lebih sukses dari suami..suka semena-mena.." gitu gayaku memberi nasehat.

Bulik Cenil yang asli desa benar-benar tipe wanita perkasa. Baru-baru ini dia menikah lagi dengan pria kota setelah lama menjanda karena ditinggal mati suaminya, dengan harapan sebagai pria kota suaminya akan memberikan pencerahan.
" Mbakyu...saya heran dengan pria kota, tiap pulang kantor bukannya kesawah, menanam, atau macul2 tapi kok cuma duduuukk...betah berjam-jam, apa nggak capek..., itu kalo ketahuan Jaya Suprana bisa masuk MURI ya mbakyu..." celotehnya polos pada ibuku.
Memang pekerjaan bulik Cenil bukan pekerjaan ringan yang biasa dilakukan seorang wanita kota, mencangkul, menanam padi disawah, menggendong hasil kebun hingga dijual kekota adalah hal biasa baginya. Bahkan ketika suatu hari suaminya terseok-seok kesakitan karena asam uratnya kambuh, dengan gagah bulik Cenil menggendongnya....weleh..weleh...hebat tenan!

Walaupun banyak wanita2 perkasa tapi sesungguhnya kodrat sudah memilah-milah tugas pria dan wanita.Dan Tuhan maha adil telah menciptakan mereka sebagai 2 mahluk berlainan jenis yang saling melengkapi jika hidup rukun berdampingan. Seperti halnya kutub positip dan kutub negatip yang akan menimbulkan energi kehidupan serta adanya siang malam yang memberikan arti hidup.

Dimulai sejak pubertas dilanjutkan dengan masa subur hingga melahirkan, menyusui dan berakhirnya masa subur yaitu signal atau pertanda bahwa wanita sudah tidak muda lagi, semuanya dilalui dengan ketidak nyamanan. Tapi justru rutinitas dalam menghadapi rasa sakit itulah menjadikan wanita sebagai sosok mahluk tegar.

Meski tidak mudah menjadi wanita, tapi aku sangat menikmati peranku sebagai wanita.
Seperti kata sobatku,
" beruntung kita menjadi wanita ya Yu....punya banyak cara untuk release tension atau melepaskan ketegangan..... "
" he'eh!!....ngadu-adul baju yang lagi sale di Isetan aja udah menghilangkan stres yaa..., nggak bakal bapak-bapak mau melakukannya..." jawabku setuju.

No comments: