Monday, July 17, 2006

Woalaaah...kaumku!!

gimana sih kamu.....

Keseringan membahas tentang perempuan dalam beberapa kali penulisan kadang bikin gak enak hati. Emang enak dipanggil 'Ini dia Ibu kita Kartini'....aku ngerasa itu sebagai sebuah sindiran, tapi mungkin enggak juga loh....syapa tau aku lagi PMS jadinya sensi abis...
Tak bisa dipungkiri ngomongin soal perempuan emang nggak pernah kering, tapi terkadang cibiran sinis mampir membuat darah mengalir sampai kekuping 'sruiingg' dan kuping terasa dipelintir sampai 'keriting'.
"Ayoo...bangkit...bangkit....jangan tertular virus aktivis-aktivis perempuan yang sok membela kaum perempuan itu..." gitu antara lain kata-kata sesama perempuan disekitarku.

Dari sisi agama dan budaya perempuan memang harus 'nrimo' atau menerima. Tapi meski termasuk orang yang nggak terima kalau perempuan diperlakukan semena-mena,dianggap rendah bin dilecehkan dan terkadang juga diperlakukan nggak adil, bukan berarti perempuan tersebut tidak taat beragama atau tidak meletakkan hakekat status keperempuanannya pada landasan ajaran agama. Dan aku 'yakin gulagokin' nggak ada perempuan yang rela diperlakukan tidak adil, cuma mereka nggak berani mengekspresikan keinginannya takut dianggap kurang ajar, vulgar dan melawan karena melakukan tindakan yang dianggap tidak semestinya dilakukan oleh seorang perempuan. Bahkan hanya dengan sekedar memberikan pemikiran secara tertulis, terkadang menimbulkan respon gejolak rRuar biasa!!
Jadi biar aman sepertinya perempuan harus duduk manis menjadi pajangan seperti dijaman simbahku dulu dimana perempuan harus manut, pasrah serta manggut-manggut menerima apa adanya, bahkan suatu saat jika dipaksa menjadi istri-istrian alias selir juga harus menerima dengan lapang dada.

Kalau di jaman simbah menjadi istri-istrian adalah suatu keterpaksaan sebagai wujud ketidak berdayaan, kini istri-istrian menjadi lahan mencari rejeki secara instant untuk mengumpulkan uang dalam sekejap. Dengan imbalan menggiurkan perempuan didaerah wisata Puncak Jawa Barat rela mengorbankan harga diri serta rasa malu untuk dikawin kontrak oleh lelaki hidung belang yang notabene warga Timur Tengah.
Yapp!! suka sama suka, win-win, satu pihak dapat duit dilain pihak mendapatkan kepuasan. Jreng!!
Yess!! memang kayak sewa rumah, ada uang ada barang..deal!!

Bahkan atas pernyataan orang nomer dua dinegara kita, kontrak mengontrak wanita untuk dijadikan istri-istrian malah menjadi terkesan legal dengan membuat guyonan bahwa anak hasil perkawinan kontrak dengan lelaki Arab bakalan mewarisi gen bagus untuk dijadikan bintang pilem sinetron. Weleh...weleh..weleeehh...apa sudah sedemikian jeleknyakah gen pria Indonesia hingga sebegitu kepepetnya merelakan para wanita pada mereka untuk memperoleh hasil produksi yang mantap. Disamping itu katanya, jika si Arab sudah balik kampung, jandanya akan mendapatkan rumah sebagai harta peninggalan.
Wuih!! lha kok 'nyimut' enakbanget yak...!! Emang yakin bakalan begitu..??
Pastinya nggak ada barang uang melayang layauww!!.....namanya juga dagang.

Menuju negara industri memang masih menjadi impian negara kita, tapi generasi muda sudah 'kebacut' pengen hidup enak, kerja tak payah duit berlimpah. Meski hidup susah tapi gencarnya godaan kemewahan akhirnya memberikan 'iming-iming' pada masyarakat untuk mencari jalan pintas menuju hidup pantas, hingga dari nyolong sampai jual diri dilakonin demi 'wah' dan 'tajir'. Maka kini banyak wanita-wanita muda nan seksi yang tipis iman serta nggak tahan godaan tak segan menjajakan kemudaan dan keseksiaannya untuk orang tak dikenal.Hii...merinding!! Abis...mau gimana lagi...lha hanya bermodal jamu singset doang take home pay minimal mencapai 5 juta perbulan, mumpung masih muda dan apa sih susahnya.....?? gitu kali yang ada dipikiran mereka.

Memang ironis sekali, dimana aktivis perempuan tak henti-hentinya berteriak-teriak menyadarkan kaum perempuan untuk mengerti hak-haknya, membuka mata atas kesetaraan hukum, serta menempatkan posisi wanita sebagai mahluk yang patut dihargai. Disisi lain agama dan budaya juga menempatkan wanita sebagai sosok halus nan lembut yang dihormati keberadaannya. Lepas dari itu semua, wanita adalah tiang negara. Tapi pada kenyataannya banyak wanita yang mempermalukan kaumnya sendiri hingga meruntuhkan rasa percaya diri sebagai wanita Indonesia. Apa nggak malu jika muncul pernyataan bahwa wanita Indo gampang dibeli..??!!
Inilah yang dikatakan orang jawa sebagai 'ora kuwat derajad' atau nggak kuat derajad dengan kata lain nggak kuat ditempatkan pada posisi tinggi, atawa lebih memilih dibawah.....

Kini....jika Pulau Batam membuat was-was ibu-ibu Singapore karena suami berbisnis kesana seorang diri, maka Puncak Jawa Barat akan membuat deg-degan para perempuan Timur Tengah. Lebih parah lagi, dimata istri orang asing wanita Indo emang paling bisa membuat hati panas dibakar cemburu. Tapi bagi pria asing, wanita indo tuh... bla..bla..bla....

Woalaahh.......nasibmu perempuan.....kaumku....bikin hatiku tambah miris.

3 comments:

Anonymous said...

duh gak bisa komen deh...

Larasati said...

:(

Vina said...

Krn nila setitik, rusak susu sebelanga. Dr jml total penduduk perempuan di Ind, sbnrnya yg ky gt sdkt, tp jml itu trnyt udh mampu bikin nama kita jelek smua lohh.. Hikzz..