Wednesday, July 19, 2006

Ramalan vs science, dan 'Kersaning Allah'

emang bikin biungung....

Heran!! Bencana kok gak brenti-brenti .Belum selesai rebuilding bangunan didaerah Bantul yang luluh lantak karena gempa beberapa waktu lalu, lha kok malah disusul Tsunami di Pangandaran. Dengan korban diatas 300 jiwa tentu saja gak bisa dipandang sepele hingga memerlukan penanganan serius. Apalagi meski nggak separah Pangandaran, daerah Banten, daerah pesisir Cilacap hingga Pantai Baron Wonosari serta Pantai Parangtritis Bantul terkena juga imbasnya dengan beberapa korban terseret gelombang pasang.
Sebelum terjadinya Tsunami Pangandaran, 'ndilalah' didaerah Bantul tampak awan vertikal yang membuat resah warga karena konon katanya awan tersebut adalah awan gempa.
Yang membuat panik lagi diramalkan tanggal 15 Juli akan terjadi gempa hebat lagi. Dduuhh...memang ngeri dan trenyuh membayangkan kegundahan warga Yogya dan sekitarnya saat itu.

Tidak adanya hubungan antara awan vertikal dengan gempa yang akan terjadi sudah dibantah oleh berbagai pihak berwenang meski masih banyak juga yang bertanya-tanya tak puas hati. Kalau dipikir-pikir selama tinggal di Kuala Lumpur beberapa kali aku melihat awan vertikal, bahkan beberapa hari setelah penampakan awan tersebut dilangit Bantul ternyata di KL muncul juga awan serupa.
"Wah...apa di KL juga mo ada gempa seperti yang diramalkan di Yogya??" gitu pikirku saat itu. Padahal Malaysia kan pualiing jarang terkena gempa.
" Itu kan bekas asap knalpot rocket mah.." celetuk anakku.

Welhadalah...!! ternyata tanggal 17 Juli meleset dua hari dari ramalan ternyata gempa benar-benar terjadi...
" Kaann...kayaknya bener lho..... awan vertikal merupakan pertanda akan terjadi gempa besar kang!! kataku pada Kangmas Jogelem suamiku.
" Ah!! itu cuma kebeneran nduk....nanti pas aku menghadap ketimur tiba-tiba hujan lebat, brarti hujan disebabkan karena aku menghadap ketimur??" katanya.
" Itu namanya mitos..." sambung kangmasku lagi dilanjutkan dengan dongengannya tentang ilmu kebumian.
" Ho'oh..ho'oh...aku 'nglongok' blogmu ajalah kang..." jawabku kisruh.
Maklum karena kekurangan 'Ginko Giloba', uraian panjang lebarnya cuma sedikit yang ketangkep, intinya ada bagian perut bumi yang 'ambrol' dilanjutkan bunyi 'jlegur' kemudian tampak pendaran cahaya mirip bola api.Gitu aja simpelnya.
" Lhoh...bukannya ada percobaan nuklir to kang..??" tanyaku blo'on.
" Hush!! jangan mengada-ada nduk...."

Kemarin pukul 6 petang Jakarta kembali diguncang gempa berkekuatan 6 skala ricter dengan pusat gempa diselat sunda nggak jauh dari Pantai Anyer. Aku jadi teringat kembali ramalan paranormal yang menyatakan Pulau Jawa akan terbelah!! hhiii....ah yang bener!!
Kadang terpikir juga..jangan-jangan emang bener, tapi kata Kangmas Jogelem suamiku...
" Mungkin saja terbelah...tapi nanti beberapa ratus tahun lagi, bayangin aja jika pergeseran bumi 7 cm pertahun, dah...diitung sendiri kapan akan terbelah..." gitu katanya.
" Kebayang nggak, ratusan tahun yang lalu pulau Jawa belom ada lho nduk..dan Pulau Sulawesi juga belum berbentuk huruf K seperti sekarang, tapi masih berupa hurup I" tambahnya lagi...
" Ooo..gitu, tapi kejadiannya berurutan begini, atau berarti sekarang sedang dalam proses membelah diri ya kang..." jawabko ngaco..
" Ealaahh... memangnya amoeba..." sahut kangmasku gemes.

Disebabkan oleh apakah tsunami terjadi, apakah memang fenomena alam, apakah karena adanya percobaan nuklir, atau mahluk luar angkasa sedang ngisengin mahluk bumi dengan berpikinik ditengah laut? ....
Kejadian tersebut akhirnya menimbulkan berbagai spekulasi.

Entah apapun sebabnya semua sudah terjadi. Kini bagaimana penanganan korban secara tepat menjadi sesuatu yang mendesak dilakukan disamping membangun kembali rumah-rumah penduduk berikut berbagai fasilitas umum dan sosialnya. Tentunya tindakan ini bukan perkara mudah dan murah, mengingat dana pemerintah sudah terkuras habis sebelum waktunya oleh bencana yang menimpa tiada henti sedangkan bantuan luar negri yang dijanjikan masih berupa
komitmen.

Bencana alam susah ditebak, diprediksi, apalagi diramal bahkan tehnologi early warning dengan media canggih belom juga diketemukan, hingga waspada alias siaga harus selalu tertanam dihati karena akan mempertajam naluri dan melatih nurani.....
Dan jangan kaget jika tiba-tiba secara tak terduga terdengar.... 'Jlegur ......'Dduerr'......'BbYuURr.'...... .

Menurutku inilah yang dinamakan dengan 'Kersaning Allah'

14 comments:

Anonymous said...

emang roket ada knalpotnya? hehehe...
:d

SeeHarrie said...

Rocket artinya apa ya ?? sepeda motor atau mobil atau apa ?
Walah...kok malah mbahasa rocket.

Mudahan-mudahan bencana cepet berlalu dech.

Anonymous said...

Background blog dan baju mBak kok cocok bgt yach? Hehehehe.. Salam kenal mBak.
Saya bukan orang yg ahli dalam hal perbumian, cuman karna di Endonesah sering terjadi bencana bumi, maka saya tertarik membaca hal2 yg berkenaan dengan bumi... Nyasar dech ke blog mBak (melalui blog nya mas Rovicky).

Anonymous said...

gusti allah sudah ngga dipercaya...

Bangsari said...

saya pernah belajar ilmu nuklir sampai tua. baru kali saya dengar hubungan nuklir dan bencana. anda hebat!

Larasati said...

loh kok sewot si...
justru seharusnya yg ngerti nuklir memberi penjelasan pada masyarakat dong, biar pada nggak bertanya-tanya seperti yg diberitakan ditipi-tipi....

Anonymous said...

Wah.. nyari informasi gempa ,nyasar ke sini, baguslah.
Seperti saya yang tinggal di Jogja ini, hanya waspada dan tawakal saja...Kersaning Allah, mekaten mbak??

Anonymous said...

Dari beberapa penulisan mBak, ijinkan saya untuk ngasih tau sesuatu. Berikut saya cuplik di blog mBak.

Heran!! Bencana kok gak brenti-brenti .Belum selesai rebuilding bangunan didaerah Bantul yang...

Mbak, yang bener tuh di daerah (bukan didaerah), karena "di" di situ adalah penunjuk kata tempat. Mbak kelamaan di Malaysia neh, jd lupa Bhs Endonesah. Hehehehehe

Larasati said...

Uupst!! bener jg ya...emang kadang ngelupain bhs Endonesa dengan EYDnya...hik..asal nulis..
Btw, thanks ya...

Anonymous said...

Jeng Laras,
ternyata riset tentang awan gempa sudah ada, dan secara statistic keakuratan prediksi awan gempa ini 60%. Penjelasan ttg awan gempa dapat dibaca di

http://quake.exit.com/A991003.html

Jadi mulai sekarang rajin2 lah melihat keatas.

Pas di Yogya, hari minggu kemarin, tanggal 16 juli sekitar jam 4.30 sore, saya lihat awan yang bentuknya lurus di arah selatan dan agak condong ke barat ehh.. kok ndilalah 24 jam kemudian terjadi gempa besar di Pangandaran.

Anonymous said...

Ass.wr.b

Wah kayaknya Malay benar2 diberkahi yah, sudah makmur, system Islam, jauh dari Gempa..

Kalau disini, aku-nya saja kenal Allah, tapi hukum dan system-nya teh Belanda punya..

Hubungan Bencana mungkin ada kaitannya dengan Geografis-Geologis, tapi sing empunya Alam 'Kun Fayakun', mau di Kalimantan juga bisa gempa.

Jazakallah, saya dapat ilmu banyak disini

Anonymous said...

mbak, di klaten tuh target kita karena di klaten masih jarang terjangkau, untuk daerah jogja & bantul udah banyak bantuan. so... sekalian gabung kita ajah :D

dari tim
http://klaten-ceria.elzan.org

Anonymous said...

Mbakku ini memang pinter. Daripada sibuk menjawab pertanyaan "mengapa", mendingan kita fokus menjawab pertanyaan,"bagaimana"

Anonymous said...

Silakan cek ke http://quake.exit.com