Saturday, February 25, 2006

High 5 Bread Town


kunjungan wisata Pengajian IATMI 2006

Seperti tahun-tahun sebelumnya pengajian IATMI mengadakan kunjungan ketempat2 wisata yang berada diwilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya.Tahun lalu kunjungan dilakukan di Royal Selangor tempat pembuatan kerajinan pewter yang sangat terkenal sebagai souvenir eksklusif di Malaysia. Selain itu kunjungan juga dilakukan di Musium Islam yang terletak dikawasan Tasik Perdana diakhiri dengan makan siang di Lala Sea Food Restaurant di daerah kampong baru dengan menu masakan Thailand yang rasanya menggoyang lidah.

Ditahun 2006 perkumpulan ini mengunjungi High 5 Bread Town yang terletak dikawasan Shah Alam,Selangor Darul Ihsan.High 5 Bread Town adalah suatu tempat yang mungkin baru pertama di dunia dimana kita dapat menyelami sejarah pembuatan roti sejak berabad abad silam sampai dengan proses perindustrian saat ini. Dalam agenda wisata yang sudah tertulis pada hari Rabu 21 Februari ini Royal Mint sebagai tempat pencetakan uang logam adalah sasaran yang akan dikunjungi selanjutnya.

Turun dari bus setelah menempuh perjalanan selama 45 menit dari Desa Palma Condo menuju High 5 Bread Town, kami segera menuju pintu masuk disambut oleh boneka2 pembuat roti yang tertata apik didalam lemari kaca menuju auditorium untuk menyaksikan pemutaran filem mengenai sejarah pembuatan roti. Cerita mengenai roti ini dikemas dalam filem kartun lucu sehingga anak2 balitapun bisa menikmati sajian visual yang menarik.
Untuk dapat melakukan kunjungan berikutnya kami diharuskan meneriakkan kata2 HIGH 5 secara bersama2 dan terbukalah pintu menuju lorong pengembaraan untuk menyingkap tabir sejarah dan evolusi pembuatan roti seiring dengan perubahan dan perkembangan jaman.Dalam lorong panjang tersebut ditemani sentuhan aroma roti yang baru dikeluarkan dari oven, sejarah roti dipaparkan dalam bentuk diorama dengan`penggambaran kegiatan manusia pada suatu jaman beserta alat2 yang diperlukan, dikemas secara menarik sehingga pengunjung merasa seolah-olah ikut terhanyut dalam kehidupan sesungguhnya. Dari jaman Mesir purba, zaman besi, zaman Roman, Zaman Viking, jaman pertengahan, zaman King George, Zaman Ratu Viktoria semua terungkap dalam lorong itu. Setiap era membawa perubahan dan pembaruan dari segi mutu biji2an yang digunakan, proses penggilingan, pembakaran, hingga bentuk serta tekstur roti yang dihasilkan. Pada masa King George dilanjutkan ke masa Ratu Viktoria, dengan proses penyaringan biji2an yang dilakukan dengan kain sutra, tekstur roti yang lembut dan putih mulai ditemukan.Dalam masa itu pula Earl Sandwich karena kesibukannya tidak bisa menikmati makanan seperti biasa mulai memperkenalkan sandwich yang digemari hingga hari ini.

Sisi lain High 5 Bread town dalam memberikan pengalaman, dengan menyusuri jembatan sepanjang 880 kaki pengunjung juga disuguhi pemandangan menarik berkaitan dengan proses pembuatan roti dari mulai pencampuran tepung dengan bahan2 lain hingga menjadi suatu adonan yang dituangkan ke dalam cetakan roti kemudian dimasukkan kedalam oven dilanjutkan proses setelah roti matang dan cara pengemasannya.Proses panjang yang semuanya terlihat sangat rapi dan higienis ini tampaknya sangat mudah meskipun hanya melibatkan sedikit unsur manusia. Peralatan modern dan kelengkapan fasilitas sangat membantu proses produksi hingga menghasilkan produk berkualitas tinggi disamping banyaknya jumlah yang dihasilkan, sebagai bayangan dalam satu setengah jam High 5 dapat menghasilkan 25.000 buah roti yang dipasaran dijual dengan harga 50 sen.

Setelah puas melakukan perjalanan panjang dan terhanyut dalam pengembaraan masa lalu kunjungan ke Royal Mint tempat pencetakan uang logam terasa biasa saja. Aliran darah kembali terpompa menuju kepala ketika kami sampai di Tasik Indah restoran masih dikawasan Shah Alam untuk makan siang. Dengan diikelilingi danau disekitarnya rumah makan yang dipenuhi akuarium ini tampak teduh, asri dan menawan sehingga karena pengaruh suasana menu masakan Ikan kerapu tiga rasa, Tiger Prawn masak mentega, Roasted chicken, kailan masak belacan, tomyam pedas, lenyap tersapu habis oleh perut-perut yang penasaran. Kunjungan wisata ibu2 pengajian IATMI berakhir dengan manis dan rombongan inipun kembali ke Kuala Lumpur dengan membawa kenangan pribadi yang tak terlupakan.

2 comments:

Anonymous said...

mbak Enda kok ngga ajak kita sih

Esti said...

Kapan mau ngajakin aku kesana mbak? (emangnya dekat dengan Jakarta).
Mbak, keponakanku Diana lagi bertanding nyanyi di TV3. Grupnya namanya "Mendua". Beri dukungan ya mbak. Ini telp dia +60166188066. Thn kemarin ikut workshopnya Indonesia Idol tapi kalah.