Saturday, February 07, 2009

Menghapal syapa Takuut...

Awal tahun ini kembali dakyu harap-harap cemas seperti 4 tahun yang lalu ketika anak sulungku melaksanakan UAN ( ujian akhir nasional ), untuk menentukan layak tidaknya memperoleh ijazah SMU sebagai pass dalam menembus bangku perguruan tinggi. Bulan Juni tahun ini si adek memperoleh giliran untuk berjuang menjalani GCSE exam, yang intinya beda tipis dengan ujian anak SMU. Weleh...mami ikut sutris.

Tidak dikenalnya evaluasi formatif seperti EHB/THB ( per cawu / per semester )di International School seperti sekolah umum di Indonesia, menyebabkan ortu jadi sangat prihatin ( baca : ikut sutris ). Anak sepertinya agak kaget dengan evaluasi sumatif yang dilakukan pada saat GCSE exam tersebut. Mereka seakan kurang siap dengan materi yg berjibun, gabungan seluruh materi s.d year 11, karena kurang latihan dalam mengerjakan soal2 ujian. Ulangan2 harian tidak cukup membantu karena evaluasi hanya dilaksanakan per bab saja. Jadi bisa dibayangkan,.hanya satu kata yg ada di pikiran anak2 ini...judeg!!

Menghapal menjadi sebuah tantangan tersendiri. Bagi yg berbakat untuk menghapal bukan menjadi masalah, tapi sebaliknya ini akan berubah menjadi momok bagi pecinta open book seperti aku sekarang. Padahal menghapal termasuk andalanku di masa jadul meski sekarang otakku sudah dedel alias tumpul karena dimakan usia, jadi yah..lupa lagi..lupa lagii...

Recall dan comprehension merupakan level terendah dalam domain cognitive manusia. Mengingat, memahami, kemudian menerangkan kembali kepada orang lain merupakan kepandaian manusia dalam tahap yang paling rendah sebelum mereka dapat mengaplikasikan, mensintesa, menganalisa dilanjutkan dengan kemampuan dalam mengevaluasi suatu permasalahan.

Kadang anak suka ngeles kalau nilai hapalannya jelek.

" Abiss….aku gag suka pelajaran menghapal, lebih suka math en physic…"

…mmm…mereka kurang adil dalam memberikan porsi belajar karena menganggap pelajaran yg berhubungan dengan hitungan lebih penting daripada pelajaran yg menuntut hapalan.

Lhah bukannya rumus2nya harus di hapal juga…? Kalau rumus, kaidah dan aturannya saja masih nggak mantep, dikit-dikit..eh…eh….bener nggag ya…? Lalu bagaimana mengaplikasikan dalam penyelesaian soa-soal.? Jadi plis deh…jangan malas menghapal ya nak…

Kendati menghapal tampaknya hanya merupakan aktivitas sederhana saja, dalam pelaksaannya ternyata tidak semudah seperti membalik tangan, tapi cukup reffots sodara sodara….

Dulu anak sulungku yg gemar nguplek di dapur sempat kisruh ketika belajar mengenal bumbu-bumbu., terutama membedakan antara ketumbar dan merica.

'ooo..jadi kalau merica bentuknya'alus plunthus', sedangkan ketumbar ada 'geret-geret'nya ya mah…" gitu katanya waktu itu.

Lain lagi dengan mbak Kip asistenku yang susyah minta ampyun dalam mengingat jenis masakan yang sering kumasak apalagi bumbu2nya, walaupun sudah 2 tahun lebih bekerja sama denganku.

" Ibuuu….sampai 5 tahun saya ikut ibupun, sepertinya saya tetap tak boleh masak macam ibuta'iyeee….." keluh mbak Kip dengan logat Maduranya yg kental meski sudah 17 tahun hidup di KL.

"..duh jangan putus asa dong…ayo semangat…go..go..go.mbak Kip…." gitu suntikan semangatku kepada do'i.

Kenapa hapalan cukup penting karena bagaimanapun recall akan selalu ditemui di setiap bidang apapun, sedangkan berat ringannya tergantung macam dan jenis pekerjaan yang digeluti masing-masing. Jangankan profesi-profesi bergengsi seperti dokter, tukang insinyur, hakim, notaris, akuntan, dll. Abang becakpun tetap harus hapal dan paham berlalu lintas kala menggenjot di jalanan kalau nggag mau di semprit pak pulisi kemudian kena tilang. ( upst..kayaknya gag ada ding becak kena tilang…). Jangan sampai seperti sopir metromini yang nggak pernah hapal rambu2 lalu lintas, ngetem sembarangan juga sradak-sruduk bikin kaget, sehingga model2 yang begitu memang layak buat di tampol !

Jadi nak, mulailah menghafal Bab 1, kemudian buka bagian daftar isi bukumu untuk mengetes dirimu berdasarkan sub bab, dengan memberikan pertanyaan pada diri sendiri….

  • What happened after…?
  • How many…?
  • Can you name the…?
  • Describe what happened at…
  • What is…?
  • Which is true or false?

Setelah itu ngetes pemahaman melalui menerangkan dengan menggunakan kata-kata sendiri, kemudian membandingkan, mengkontraskan dll, tantang dirimu dengan pertanyaan-pertanyaan..

  • How would you say it in your own words?
  • How would you briefly outline?
  • Is this the same as…?
  • What do you think could have happened next?
  • What was the main idea?
  • What are the differences/similarities between…?
  • Can you provide an example of…?
Begitulah kira2 perjuangan yang harus dilakukan nak, selain menghindari asyiknya chatting juga menyetop kekhusyukan ber Face Book serta menjauhi virus-virus virtual lainnya.

Yah..memang menghafal itu tidak mudah dan membosankan, tapi tetap saja akan sering kita lakukan meski terkadang hanya perkara sederhana saja. Dan yang penting.., asal jangan sampai lupa tata upacara pagi di toilet, bisa berabe ……!!

1 comment:

Anonymous said...

trus gimana mbak, berhasil gak...