Sunday, September 10, 2006

Aku nggak bercita-cita jadi Monster in Law

horegnya mertua dan menantu..

Dari dulu kisah ketidak cocokkan antara mertua dengan menantu perempuan tidak pernah kering bahkan sudah melegenda dan menjadi cerita basi karena sepertinya memang jarang mertua bisa akrab binti sayang dengan menantu atau sebaliknya. Apa bisa?.... mimpi apa semalam....
Dari keribetan hubungan antara dua anak manusia ini selanjutnya memberikan inspirasi para pakar seni, maka tidak sedikit kita menyaksikan fenomena ketidak akuran mertua menantu diangkat oleh kalangan seni kedunia panggung hiburan yang dikemas sedemikian rupa sehingga penonton merasa melihat dirinya dalam cermin. Terkadang dongkol bin gemes....huh!! kayak gwe...atau geli cekikikan...hiks..hiks..kayak gwe....

Filem Monster in Law yang dibintangi Jennifer Lopez benar-benar mengilustrasikan keruwetan itu. Ceritanya Charli (Jennifer) hanyalah pegawai biasa dilamar oleh seorang dokter bedah ganteng anak seorang wanita kaya raya. Tapi berhubung dokter ini merupakan anak satu-satunya si mama menjadi kebakaran jenggot ketika mas dokter bedah itu mau mengambil istri. Wah..rame...
Pada saat didepan anak laki-lakinya si mama akan memperlakukan Charli calon menantunya dengan manis, tapi dia akan berubah total seperti orang sakit jiwa ketika si anak pergi dan serta merta 'ngerjain' Charli dengan seenak perutnya. Ditengah cerita Charli sadar dia dikerjain calon mertuanya dan dia nggak mau kalah....bales ngerjain sang camer... Buntut cerita Charlie dan camer bertengkar ketika menjelang pesta perkawinan dimulai, PpLak..plak..paRr...bugG..
hii..sadis banget! mereka saling tampar semantep-mantepnya dengan mengeluarkan emosi tanpa kendali, aku sampai mengelus pipiku mbayangin betapa perih kulitnya....
Kisah selanjutnya Charli memilih mundur dan berkeinginan untuk membatalkan perkawinannya...

Tapi manusia memang aneh, ketika dikejar lari tapi ketika ditinggal malah balik mengejar...makanya begitu mendengar Charli mau membatalkan pernikahan dengan sang anak si mas dokter bedah itu, si mama kembali kebakaran jenggot....hingga di akhir cerita dia menerima Charli sebagai menantu dan Charli juga setuju meski dengan berbagai syarat agar sang calon mertua tidak mencampuri urusan rumah tangganya kelak.

Memang dalam hubungan mertua menantu terdapat 2 sisi pandang. Dari sudut menantu dan dari sisi pandang mertua. Menurut pandangan menantu, mertua itu:
1. Terlalu menguasai anak laki-lakinya,
2. Nggak mau digeser kedudukannya oleh istri anaknya,
3. Sok diperlukan oleh anaknya,
4. Sok tau keperluan anaknya
5. Sok tau jenis makanan kesukaan anaknya,
6. Sok paling bisa memberikan kasih sayang sejati.

Menurut pandangan mertua, menantu itu:
1. Merebut anaknya
2. Nggak ngerti apa-apa soal anaknya
3. Nggak bisa memberikan kasih sayang seorang ibu
4. Boros
5. Suka morotin
6. Nggak prihatin..

Jadi gimana mau akur, lha wong pola pikir, cara pandang, dan sudut pandangnya aja sudah berbeda dibumbui dengan prejudgement yang cenderung selalu negatif, belom lagi cap tidak sedap menganai hubungan mertua menantu. Hal-hal inilah yang menyebabkan kedua pihak selalu waspada serta saling curiga dan akhirnya mereka pasang kuda-kuda. Maka tak heran meski hanya terciprat sedikit percikan, keadaan ini akan langsung mengobarkan api pada sumbu yang sudah basah oleh minyak buruk sangka.

Sebenarnya dari proses awal sebuah pernikahan, keadaan ini sudah dapat diantisipasi. Asal kedua pihak selalu dapat memandang dari sisi positif, saling menghargai, tidak saling sok, dan tidak saling memberikan pra penilaian negatif, kayaknya bakalan aman-aman aja. Jadi sebagai istri kerjaan kita gak gondok ajah....

Wah..trus gimana aku nanti ya..? Mengingat kedua anakku semuanya laki-laki, pastinya menantuku adalah perempuan tapi aku tidak bercita-cita menjadi mertua yang judesnya minta amplop seperti dalam cerita-cerita itu. Sware!!
Lhoh...kalau terpaksa jugak..??!! Ahh!!..TidDaaks...tidaaks...aku nggak mau jadi Monster in Law.
Lhah kamu itu lho cah bagus....status di Friendstermu kok ya udah 'inrelationship' gitu tho le'...... Memaksa emakmu untuk segera pasang kuda-kuda.....Lhoh...haHh??...Ttidaaaaakkkksss......

7 comments:

jaspercaesar said...

bagaimana keadaan. the movie was such a riot, i enjoyed it too. it would be sad to have such a wicked mother in law in real life though. : ) keep writing.

Anonymous said...

Kenapa cuma Ibu ya yg jadi monster in law ? Kenapa ndak bapak ?

Apa yg membuat Bapak mertua dan Ibu mertua berbeda ?

diracov said...

Wah, kalau nyang kayak ginian aku belum mudheng, budhe.

just Endang said...

Hehehehe....kalo dgn pengalaman mbak yg akur2 aja dgn mertua, biasanya insyaAllah akan menenteramkan juga nih nantinya kalo jadi mertua.Kadang jadi perempuan terlalu ribet kalee ya....hihihi

Anonymous said...

Gak mantu laki2 ato perempuan, dari dulu yang jadi monster in law kok ibu mertua ya. Kalo bapak mertua sih hampir tak terdengar pertentangannya dengan menantu. Barangkali problem ini sama dialami oleh hampir semua orang yang berkeluarga. Apalagi yang masih satu rumah lebih parah kali ye.... Kalo udah begini mesti bagaimana hayooo....

Larasati said...

Bank Al,ibu mertua dan menantu perempuan adalah mahluk2 yang sangat sensi, apalagi kalo sedang PMS wwaa....pokoknya minggir deh kalo nggak pengen kena bacok... :D

dirac, nanti kalo sudah sampai titi wancine rak ya nyampe jugak.

mufti, makanya jangan hidup satu rumah, lha kalo gini simantu bisa diomongin sampai berbusa-busa (yg ini gak mantu laki gak mantu prempuan lho) :P

venus said...

emang putranya umur berapa, mbak? anakku masih klas 5 sd kayaknya udah punya pacar lho!! pecah tenan ndhase simboke..kaget gak sih, pas iseng2 bongkar inbox message di hapenya, ada yg isinya kek gini; 'yang, aku balik dulu,kacamatakuketinggalan. tungguin ya..' halah halaaah...