Monday, June 12, 2006

Jangan Takut Menarik Garis

rak ya begitu to...

Jangan takut menarik garis, kalimat ini sangat melekat dipikiran orang-orang dewasa yang dulu amat menggemari acara menggambar tayangan TVRI Yogya. Disetiap sore hari satu kali dalam seminggu, Pak Tino Sidin dengan topi khas gaya pelukis akan selalu dirindukan kemunculannya oleh anak-anak usia sekolah dasar ditahun 70an.
" Buat garis lurus...yak!!...jangan taku-takut tarik saja.....buat garis lengkung..." begitu selalu kata beliau didepan TV.... hingga dari beberapa garis lurus, lengkung serta bulatan sebuah gambar terbentuk indah. Karena seringnya melihat tontonan ini anak-anak mulai yakin bahwa membuat garis akan tetap lurus meski tanpa penggaris, asal jangan takut-takut.

Kalimat pak Tino ini kembali terkenang ketika saya menyaksikan demonstrasi IKEBANA pada pameran ke 42nya di Park Royal kemarin petang. Para pakar dari universitas Ohara dengan lincah menata bunga dengan rancangan yang diluar jangkauan bayanganku. Menata ranting-ranting pohon cherry besar didalam jambangan kecil hingga ranting menjorok kedepan tentu tidak akan dipilih oleh orang awam atas dasar pertimbangan ketidak keseimbangan. Akan tetapi pakar bunga ini sukses menyiasati eksperimennya dengan meletakkan bunga-bunga Begonia yang kokoh agak kebelakang ditambah bunga-bunga lain yang serasi hingga akhirnya tercipta suatu tatanan bunga indah gaya Jepang. Menata bunga juga tidak harus dengan meletakkan bunga berwarna-warni, terbukti ada salah satu pakar berani mencoba warna hijau saja dan ternyata hasilnya sangat mengagumkan.

Ungkapan ekspresi yang diimplementasikan secara berani akan memunculkan suatu kreativitas dan selanjutnya akan berkembang menjadi sebuah kreasi karya baru.Tidak hanya dalam bidang seni sebuah kreativitas muncul karena adanya keberanian dalam menarik garis. Dalam bidang sciencepun para scientist dengan penuh keberanian dan kesabaran selalu bereksperimen tanpa mengenal lelah hingga akhirnya muncullah penemuan baru yang membuka wawasan manusia menuju modernisasi.

Seperti Thomas Alfa Edison dimana sewaktu masih kecil dianggap sebagai murid paling bodoh dikelas, setelah melalui 9000 kali percobaan berhasil menciptakan lampu pijar seperti yang bisa kita nikmati sekarang. Begitu juga dengan Archimides yang tak jemu-jemunya 'nyemplung' di bak mandi dan akhirnya...Eureka!! I have found it....begitu teriaknya ketika keluar dari bak mandinya tanpa mempedulikan bahwa tak selembar benangpun menempel ditubuhnya.Yah...sebuah teori telah ditemukan, suatu benda jika dimasukkan kedalam air akan mendapat tekanan seberat benda itu.

Dalam bidang tulis menulis ketakutan dalam menarik garis justru akan menimbulkan tekanan dan memampatkan ide yang sudah berada diujung pena. Kita bisa melihat WS Rendra yang begitu bebas mengeluarkan ide-idenya dalam bentuk puisi juga seorang Pramoedya Ananta dimana hingga akhir hayatnya masih produktif menghasilkan karya tulis. Meski karena keberanian dalam mengungkapkan ekspresi perasaannya, mereka sempat mengenyam pengalaman kehidupan pahit getir di bui.

Keberanian dan totalitas dalam melakukan sesuatu terkadang menimbulkan cibiran sinis bagi sebagian orang, hingga tuduhan sebagai seorang yang kontraversial dan cap sebagai orang 'nyleneh' atau anehpun otomatis tersandang.
Tapi dengan berjalannya waktu, pada suatu saat si kontraversial akan menunjukkan bukti.....inilah hasilnya.....dan mereka yang sinispun terpaksa mengangguk setuju.

Dan Bu Genduk pun tak mau kalah...jangan takut mencampur ini dan itu dalam masakan, coba dan coba itu prinsipnya. Pokoknya berani aja...syapa tau nemu resep baru dan bisa se top markotob macam Rudy Choiruddin.

No comments: