Tuesday, June 27, 2006

Ulah manusia atau...

Gegernya gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang sempat memporak porandakan kota
Yogyakarta dan sekitarnya masih menyisakan kepedihan pahit getirnya pasca bencana. Didaerah Bantul dimana hampir 90 persen rumah rata dengan tanah belom juga menampakan kegiatan pembangunan untuk mendirikan kembali reruntuhan puing yang berserakan. Dan rumah-rumah tendapun menjadi tumpuan keluarga untuk berteduh menjalani sisa hidup menunggu bantuan yang telah dijanjikan pemerintah, entah sampai kapan.

Belum juga reda kepanikan pasca gempa, Gunung Merapi kembali bergoyang tidak main-main setelah berkali-kali mengalami pasang surut tingkat kewaspadaan, hingga Klaten kembali mengalami keadaan menyedihkan setelah gempa yang baru saja terjadi.
Kini cobaan sangat berat kembali menggoda rakyat Indonesia. Banjir lumpur menggenangi daerah Sidoarjo hingga melumpuhkan kehidupan roda perekonomian serta mengganggu aktifitas sehari-hari. Sedangkan dilain daerah duka juga melanda warga Sinjai Sulawesi Selatan, banjir besar yang mengakibatkan longsor hingga mengakibatkan tewasnya ratusan orang, saat ini masih terus memerlukan bantuan.

Manusia memang tidak bisa menyangkal bahwa semua kejadian diatas adalah kehendak Sang Penguasa alam semesta raya yang merupakan bukti atas keberadaanNya. Tapi terkadang orang melupakan bahwa campur tangan manusia akan membuat keseimbangan alam menjadi terganggu hingga memicu timbulnya berbagai bencana yang sedang melanda negri ini meski secara tak langsung. Walaupun kebanyakan bencana alam tersebut murni merupakan kejadian biasa yang merupakan bagian dari suatu proses alam seperti halnya gempa, gunung meletus dan hujan yang memang sudah menjadi 'Kersaning Allah'.

Manusia dengan segala kemanjaan atas nikmatnya bumi yang subur suatu saat menjadi khilaf hingga terlupa untuk selalu menjalin persahabatan dengan alam. Eksploitasi terhadap kekayaan alam telah memberikan kemakmuran, hingga membuat manusia terlena ketagihan untuk mewujudkan keserakahan. Akibatnya mereka menyepelekan hasil yang ditimbulkan oleh pengelolaan sumber daya alam diluar batas dan menyebabkan kelalaian karena kesembronoan dalam pengolahannya.

Tak ada bedanya dengan tindakan oknum dokter yang sering kita baca di media, oleh karena ketidak hati-hatiannya sebuah gunting bersemayam diperut selama bertahun-tahun bahkan jarum dan benang sempat ngendon didalam rahim setelah dilakukan operasi caesar. Keadaan ini tidak akan terjadi jika dokter tersebut tidak sembrono dengan menganggap enteng atas tindakan yang seringkali dilakukan.

Jika manusia masih saja selalu menganggap bahwa kejadian-kejadian buruk yang menimpa bumi ini adalah kemurkaan Allah, tentu saja manusia tidak akan belajar untuk memperlakukan kekayaan alam dengan semestinya. Kemarahan Sang Penguasa alam jagad raya menjadi dalih manusia untuk menghindari tanggung jawab atas kerusakan akibat perbuatan mereka sendiri.

Alam dan jagad raya ini adalah milikNya, kelangsungan serta kehancurannya merupakan kehendakNya. Tapi manusia wajib menjaga serta mempergunakan dengan semestinya untuk kemanfaatan seluruh umat tanpa mengangkangi secara berlebihan hingga menimbulkan keserakahan yang mengakibatkan kesembronoan.

No comments: