Monday, June 19, 2006

Antara Cheerleader dan Provokator

mirip deh!!

Hip..hip..hura...
hip..hip..hura....

Cewek-cewek cantik nan langsing dibalut rok mini dengan memperlihatkan paha dan betis nan indah berlompatan menari membentuk suatu formasi dilapangan membuat para penonton berdecak kagum terutama kaum Adam. Pemandangan itu memang membuat iri ibu-ibu.
Dalam setiap pertandingan olah raga pemandu sorak, pomp-pomp girl atau cheerleader ini menjadi bagian penting untuk menyemarakkan suasana, menyejukkan mata hingga penonton tidak merasa gerah. Cheerleader memang banyak menyedot perhatian, kelincahan, keceriaan serta ke kenesan mereka selalu memberikan kesan gemerlap yang menciptakan warna atraksi tersendiri disetiap ajang adu tanding ketangkasan berolah raga yang terkesan kaku. .

Cheerleader bisa diibaratkan sebagai seorang provokator dalam suatu unjuk rasa. Demonstrasi yang dilaksanakan dengan tertib dan damai bisa berubah drastis ketika muncul sang provokator yang berteriak penuh emosi,
" Wee..ada seorang demonstran dipukuli petugas.."
Tentu saja secara reflek sekumpulan orang-orang tersebut seperti disulut api, dan kontan saja para pendemo tertib berubah total menjadi seorang anarkhis membabi buta.

Kalau dilihat dari fungsi tugasnya Cheerleader dan provokator mempunyai kesamaan yaitu untuk mencairkan kebekuan suasana meski dalam konotasi yang berbeda hingga akan tampak pula pada hasil kerja mereka. Cheerleader menimbulkan kesan positif dengan memberikan semangat inspirasi pada sebuah team dalam meraih suatu kemenangan ketimbang suasana chaos serta amburadul sebagai hasil tingkah polah para provokator hingga memporak porandakan kedamaian yang sudah tertata.

Dalam satu team, pada akhirnya seorang leader akan terpilih karena adanya suatu seleksi, dan secara alamiah muncul pula para penyegar suasana yang selalu menceriakan kehidupan rutin membosankan hingga team akan terus bergulir menggelinding melaksanakan aktivitasnya. Tapi ketika muncul provokator, kelompok menjadi bergejolak bersamaan dengan timbulnya isu dan intrik yang selalu menggelitik hingga ketenangan kelompok menjadi sedikit terusik. Mekipun agak panas tapi justru kelompok ini menjadi bangun dari tidurnya seakan mendapatkan inspirasi lewat mimpi panjangnya.

Meski imej negatif sering dilontarkan terhadap provokator karena selalu menjadi biang keributan, tapi cheerleaderpun bukan berarti bersih dari tuduhan miring. Bahkan dulu aku lebih memilih menggendong snar drum mengelilingi kota dalam grup drumbandku dari pada menjadi seorang pom-pom girl karena menurutku saat itu pom-pom girl bisanya cuma adu genit binti centil.....

Tapi sebenarnya kalau direnungkan, selain kebutuhan adanya seorang leader dalam satu team, fungsi seorang cheerleader dan provokatorpun tidak bisa diabaikan. Jika mereka melaksanakan fungsinya dengan benar dan ditanggapi secara positif oleh anggota team, niscaya sebuah team akan mempunyai fondasi kokoh jauh dari kejenuhan yang sering mengancam kehancuran sebuah eksistensi.

Hingga jangan heran jika dalam satu kelompok peran cheerleader tidak pernah kosong dan akan terus terdengar jerit riangnya ..." hip..hip...hura...hip..hip..hura...!!
Sedangkan di posisi provokator teriakan...."Serbuuu...."...juga akan tiada habisnya.
Dan dijamin kelompok itu akan bergoyang asik, hidup.... penuh warna-warni.

No comments: