Monday, June 15, 2009

Saye tak banyak makan kari...betol..tak tipu !

Dialog seorang pekerja wanita dengan seorang pejabat :

Jadi maksudmu apa mbak, mau jadi tutor apa gimana ....?
" Taklah, saye cuma nak cakap....kalau pekerja seperti kami nak sekolah lagi, so tak boleh lagi cari uang. Kat sini kami belajar smart marketing boleh dapat uang, nak kerje ini ke..itu ke.. ada uang.
" betol pak...tak tipu.... "


Mbak mbak ... kamu orang Indonesia kan ? ..
" Betol pak ...saye orang Indonesia ..dari Malang..."

Sudah berapa lama sih di Malaysia, logat melayunya kok sudah medok ..?
" Iye ke...?.. saye duduk kat sini belom lagi dua taon .. " *bangga mode on*

Baru sebentar di MY saja kok sudah hilang bahasa daerahnya, coba kamu ngomong biasa saja seperti di kampungmu kita kan sama2 orang Indonesia..
"..hik..hik.. tak boleh pak, pasal hari-hari saye tak pernah jumpe ngan orang Indonesia .."
*bangga mode on*

Kamu ini lulusan apa, smp, sma, S1 ?
" Kenape ... pelik sangat ke saye ni ..?

Jika anda sedang berkunjung ke MY jangan heran kalau di negri jiran banyak menemukan pekerja Indo ( bukan juru bebenah rumah tangga) yang fasih bercakap kental ala Melayu. Seandainyapun kita mencoba mengajaknya mengobrol dengan bahasa ibu, seakan-akan mereka bingung tidak tahu bagaimana mengekspresikan perkataan dalam bahasa Indo. Ibaratnya wong Jowo yang merantau ke Jakarta jadi kagok berbahasa Jawa... rodok angel coro jowo .....
Bahkan yang baru dua bulan tinggal di MY pun secara mendadak bisa berubah total dalam berbahasa, mereka mudah terjejas pada bahasa pergaulan di tempat kerja yang tentu saja mayoritas adalah pekerja indo kecuali tauke, majikan, atau mandornya.

Lebih gaswath lagi jika mereka bekerja pada chinese MY, bahasanya bakal lebih berantakan. Bicara dengan logat cina tapi bukan bahasa cina, pakai melayu tapi seperti orang cina berbahasa Melayu.
" you ada barang boleh ai angkat haa.... "
Secara tahu kalau orang jawa saya ajak saja boso Jowo ...
Mas-mas, niku lampune mati... mang ganti sing anyar nggih ... (mas itu lampu mati, ganti yg baru ya.)
" tak tahulah ... boleh tanya ai punya bos haa.... "

Kenapa ya sampai begitu ?... apa terlalu banyak menyantap masakan berbau kari ? ...
Menurut cerita mereka, dengan berbahasa dan berpakaian Melayu para pekerja merasa lebih aman beredar di tengah keramaian publik.
- Supaya tidak terbabit dengan urusan polis, sebab kalau ngecipris berbahasa sendiri akan dilirik pak pulisi, dicurigai sebagai tenaga illegal. Maklum memang banyak yang illegal sih....
- Sedikit terhindar dari penjenayah, karena biasanya sasaran adalah orang asing.
- Merasa diterima oleh lingkungan.
- Kononnya biar terdengar keren, secara mereka saling memuji akan kemajuan berbahasa Melayu mereka. " wah .. coro Mlayumu wes lancar tenan.." ( wah bahasa Melayumu sudah sangat lancar ).

Alasan mereka untuk asik je berbahasa Melayu memang masuk akal, demi keamanan, kenyamanan, dan kekerenan. Jadi mari kita berpikir secara positip saja dalam menyikapi fenomena ini. Dan apa boleh buat, bagi yang tidak suka tinggal menutup telinga masing-masing, meski sejatinya kuping serasa keriting mendengar obrolan bangsa sendiri dengan bahasa yang pating pecothot (acak adut ). Kendati banyak para perantau yang sudah tinggal selama 20 tahun di MY tapi masih mempertahankan tata bahasanya.

Nah ... biar tidak bengong kalau diajak ngobril oleh mereka , mari sedikit mengenal kosa katanya.
Terjejas : terpengaruh
Jenayah : kriminal
pelik : rumit
terbabit : terlibat

Wokey...smoga alasan2 tersebut diatas dapat membuka hati para pembaca agar bisa lebih mengerti, memahami, dan memberikan empati atas ekspresi serta sikap mereka dalam perantauan di negri seberang.

5 comments:

amethys said...

hehehehe.....emang gitu yah?

Bahasa Inggris ku "jowo" banget, nah..kadang aku ngakak dengan orang2 Indonesia disini yg memperkenalkan dini dengan nama "SUE"....ternyata Suminten, Sugemi, Suparti dlll su2 yg lain..padahal di Indonesia dipanggil "SU" pasti ngamuk yah?...

Larasati said...

he..he..aku jadi inget, jaman dulu anak2 muda kalo manggil teman akrab mesti pake SU...' piye Su... 'opo su...

andrea said...

kalo rumah sakit bersalin=korban lelaki ya bu hwaaha ha ha

Larasati said...

andre,
rumah sakit = hospital. Disini blom prnah liat tulisan rumah sakit korban lelaki...

-Fitri Mohan- said...

hihihihi. nggak usah yang jauh2 di malaysia. ada kenalanku yang orang bantul. cuma pindah ke pekanbaru aja, pulang-pulang udah bermelayu ria. bahkan pada saat berbahasa jowo aja jowonya udah "ada dialek melayu"nya. sampe aku rada2 mengernyitkan dahi.

sementara bapak ibu saya yang orang minang thothok, malah bahasa jowo-ne ualuuuss tenan. :)