Sunday, April 05, 2009

Giliran mami berbicara..

" Memangnya aku harus kayak bapak ? Setelah lulus cari kerja, menikah dan berkeluarga ? Aku mau ini dulu,,itu dulu..begini dan begitu.. "....
" Memangnya nanti kalo kerja harus sesuai dengan bidang pendidikanku..? Memangnya salah kalau terjun di bidang enterpreneur atawa entertainer... ?"
" Iya..iya..kenapa harus selalu diingatkan seh..?..tentu saja sudah aku pikirkan..kenapa nggag percaya sama aku seh ?.."
" Saat ini pemikiranku seperti ini,kalau seandainya nanti memang akhirnya seperti bapak, itu karena pilihanku bukan karena disuruh ya.."


Opst...sebegitunya .....
Bertukar pikiran dengan anak yg sudah mahasiswa ternyata ngga semudah mengajaknya ngobrol seperti ketika dia masih usia Taman Kanak-kanak atau sekolah Dasar. Diskusi bisa berlangsung seru dan tak jarang berujung seteru. Apa yg ortu pikirkan tidak selalu seiring sejalan. Tidak semua yang dipikirkan ortu akan diterima apa adanya tanpa syarat, tetapi banyak sekali koreksi sodara-sodara.Menurutnya gaya berpikir ortu sudah ada templatenya, tinggal mengisi sesuai porsi, situasi dan kondisi.

Sepanjang sejarah setiap ortu pasti menginginkan anak2nya sukses melebihi cikal bakalnya.Untuk hal ini saya yakin golagokin semua ortu tentu akan mengacungkan 4 ibu jarinya termasuk jempol kaki tinggi-tinggi,sebagai tanda setuju. Dengan begitu tidak heran jika berbagai kiat dan tips gencar dilancarkan kepada anak untuk mengejar apa yang diinginkan ortu agar minimal bisa menyamai mereka meski terkadang melupakan kepentingan si anak.

Di saat berbicara dengan anak meski ortu tidak bermaksud membuli, lain lagi yang terekam dalam memori. Suara mereka terdengar seperti monster berkuasa yg sedang memberikan perintah tanpa bisa dilawan, sehingga anak seperti hanya berkewajiban mengangguk setuju atas titah sang ortu . Padahal mungkin dalam hati mereka berkata...
"I dont want to be told...!! " wops..

Dua puluh tahun yg lalu mungkin ini akan berhasil diterapkan.Tapi untuk anak sekarang yang penuh wacana dan kritis terhadap masalah rupanya sudah tidak mempan lagi, gaya seperti itu sudah tidak musim lagi.Mereka maunya diajak berbagi dan membagi cerita dalam suasana akrab penuh pertemanan kental dengan suasana persahabatan. Yah..Ibaratnya gaya rambut gondrong sudah tidak model lagi,mungkin gaya ortu yg berkata kamu harus begini..kamu harus begitu, pastinya juga sudah bergeser menjadi..bagaimana kalau kamu mencoba begini...mungkin kamu bisa begitu....

Mungkin agak ribet ya prens, seperti sedang menuju destinasi dengan mengambil jalan alternatif, tapi rupanya cara demikian akan lebih berkesan dalam menyerap pesan.

Ah..ngaku sajalah...
Memang mami sering mendramatisir percakapan,terkesan tidak percaya, dan hobi menasehati, secara sudah hukum alamnya begitu.

Wokey....Jadi protesmu diterima nak...
Tapi mami tetap tidak akan berhenti untuk...
1.Memberi pesan kepadamu..( baca nasehat )
2.Mengingatkanmu disetiap keadaan...
3.Menghiburmu di kala gundah...
4.Menunjukkan arah ketika di persimpangan...
5.Dan tidak akan berhenti bicara untuk mengingatkan...jangan lupa sholatnya.....

Itulah tugas ortu dalam menjaga titipanNya...
Lebih berat dari tugas pak satpam di Mal-mal yg dibayar hanya untuk berdiri, .. :P

No comments: