Wednesday, December 03, 2008

Ibu, betapa dalam cintamu..

Di dunia ini tidak ada seorangpun akan meragukan cinta kasih seorang ibu. Ketulusannya dalam mencurahkan kasih sayang tidak pernah akan berhenti, jumlahlahnya yang tidak terhingga begitu menghangatkan jiwa dan ini akan terus berlangsung sepanjang masa hingga akhir hayatnya. Tapi seorang ibu adalah manusia biasa, di waktu-waktu tertentu beberapa hal menjadi penyebab timbulnya bad mood , hingga suatu saat emosi mudah meledak lepas kendali dan....dorR..pletak..pletok...Akhirnya menimbulkan kesan bahwa ibu adalah sosok bawel bin cerewet en reseh. Tapi sejujurnya kita pasti tahu bahwa segalak-galaknya ibu,sejudes-judesnya mami, di sana di sela-sela relung hatinya segudang cinta sejati tersimpan untuk buah hatinya. Titipan Alah yg sangat berharga di dunia.

Sekarang bagaimana dengan perasaan anak ?
Akankan si anak selalu memikirkan keadaan ibunya seperti seorang ibu yg selalu menghawatirkan kondisi anaknya di setiap denyut nadi dan disetiap helaan nafasnya...?...

Dulu ketika anakku masih usia balita, mereka sangat bergantung kepada ibunya terutama disaat masih menyusu, lengketnya sudah kayak perangko...nempel terus. Tapi begitu memasuki usia SD, kedekatan dengan teman main dan teman sekolahnya sedikit mengurangi kelengketannya terhadap ibu meski sifat2 manja gebol-nya masih terlihat jelas. Sesekali masih minta dipangku dan masih senang di gendong2 meski sebentar. Terutama di saat mereka pulang sekolah/bermain, keberadaan ibu di rumah sepertinya sangat diinginkan oleh anak. Biasanya anakku selalu meneriakkan kata " maa..mamaa.." begitu turun dari mobil jemputan. Atau.."mama mana..." jika pembantu menjemput di depan pintu pagar. Dan begitu tahu mamanya di rumah saja, dengan lega mereka bergumam.." ooo..mamah ada.." Setelah itu mereka akan asyik sendiri tanpa mempedulikan keberadaan mamanya lagi.

Setelah memasuki usia remaja, hubungan ibu dan anak yg semula sangat harmonis tiba2 bisa berubah menjadi horor. Keinginan ibu sering berlawanan dengan kemauan anak. Ibu yg selalu menginginkan hal terbaik untuk anaknya akan dipandang sebaliknya oleh anak. Sehingga di mata anak ibu terilihat sebagai figur yg tidak bersahabat, suka mem'buli' dengan perkatan " do this..do that...don't do this..don't do that.."
Bahkan setelah anak semakin bertambah besar, sekedar memberikan pendapatpun terkadang bisa dianggap mencampuri urusan mereka. Lagi-lagi akan dianggap membuli...

Keadaan menjadi berubah drastis setelah merasakan menjadi seorang ibu. Sekarang baru percaya bahwa ibu tidak pernah membedakan kasih sayangnya terhadap anak-anaknya. Baru yakin kalau ibu tidak pernah membenci anaknya, walau dulu pernah berseteru karena perbedaan pendapat. Dan paham mengapa ibu selalu menghawatirkan keadaan anaknya, juga ngarti jika ibu seakan membuli dengan pepatah... do dis..do dat..don do dis..don du dat...
Tapi sengerti apapun, alasan kesibukan mengurus anak, suami, teman dan pekerjaan terkadang membuat kita lupa untuk menanyakan keadaan ibu walau sekedar menyapa di telepon. Bahkan menganggap bahwa telepon 2 hari yang lalu sudah bisa menenangkan perasaannya atau kiriman tiap bulan sudah menghibur hatinya.

Rupanya perasaan seorang anak terhadap ibu memang berbeda dibanding perasaan ibu terhadap anak2nya, karena ibu akan selalu membawa anak di dalam hati, di setiap waktu dan disetiap hembusan nafasnya walau sesibuk apapun.
Sedangkan anak terkadang lupa...

arrgghh..
Aku ingin selalu memikirkan ibuku seperti ibuku selalu memikirkanku...
Aku juga ingin agar anakku bisa memikirkan apa yg ibunya pikirkan.....

No comments: