Wednesday, January 30, 2008

Gua punya syapa...

SStt...gua bisikin . Kayaknya kita kecopetan lagi deh !!
Setelah lagu, seni dan budaya Indonesia diembat Malay kini gantian slank bahasa Indonesia mulai mereka minati. Yess orang Indonesia emang kreatif sih. Untuk menjelaskan diri sendiri selain kata saya, aku, aye, dakyu, diriku biasa kita pakai. Lebih gaul lagi kalau kita sebut diri kita dengan gua or gue atau bahkan gwe. Wes pokoknya serasa goal-gaul deh ah!! Begitu juga dengan sebutan kamu yg akan terasa bener2 ngefriend jika dilafalkan dengan loe.

Aku, kamu dengan gua/gue, eloe mempunyai perbedaan status bagi para ABG. Makanya para ABG yg sudah jadian dengan gebetannya tidak akan lagi menyebut diri mereka dengan gua dan loe seperti ketika sebelum jadian tapi menjadi aku dan kamu....ahh!...
Jadi beda coy....bagi mereka meng-aku dan meng-kamu mempunya arti lebih yg maksudnya bukan teman biasa gitu loh... .

Rupa2nya kata2 gua, loe pun mulai dilirik anak2 muda MY sehingga dirasakan mulai bisa dijual. Dan jangan heran seandainya kita melihat sarana angkutan LRT dipenuhi advertising mengenai entertaintment di MY dengan menggunakan web berjenama gua.com.my
Duh gak kuat deh....asli ngembat slank gaulnya bahasa Jakarta.

Ah...masa iya sih? gua ma elu kan dari bahasanya orang china. Jadi bukan ngembat slank jakarta tapi terinspirasi oleh gaya percakapan China MY. Aku dalam bahasa hokian adalah wa dan kamu adalah lu, yang kemudian menjadi gua dan lu

Mungkin bener juga, hmm..jadi ingat tayangan di national geography channel.
Dulu di Indonesia ada suatu masa ketika orang cina hanya boleh tinggal di daerah Kota, hingga perlu ijin dan dokumen tertentu apabila akan keluar dari daerah tersebut.Waktu itu orang cina hanya bisa bergaul dengan sesama orang cina. Dengan demikian budaya cina masih belum bisa mempengaruhi warga bumiputra. Walhasil komunikasi hanya dilakukan dg bahasa cina baik hokian, mandarin, cantonese dll tergantung dari asal mereka.

Tapi untuk selanjutnya ada kebijakan baru yg memperbolehkan org cina untuk tinggal dimanapun mereka suka. Akhirnya merekapun tersebar merata di penjuru nusantara. Karena bergaul secara intensif dengan penduduk asli bahkan ada juga yg menikah dengan org lokal, lama kelamaan bahasa cina jarang digunakan sedangkan anak2 yg dilahirkan dari perkawinan dg org lokal pun tidak dilatih untuk berbhs cina. Makanya banyak org cina yg gak bisa berbahasa cina. Sementara bahasa ditempat mereka tinggal akan lebih mendominasi percakapan mereka sehari-hari. Jadi di jawa tengah mereka akan mlipis boso jowo, di jawa barat bersunda ria, sedang di jawa timur ber rek ayo rek ..

Mungkin karena di Betawi terdapat banyak org cina maka sedikit banyak ada pengaruhnya juga.Wa dan lu dari kata hokkien yang kemudian diplesetin oleh anak2 metropolitan menjadi gue en elo. Tapi sayangnya di sini dakyu lebih sering mendengar orang cina bilang wa bukan gua seperti yg sering diucapkan oleh anak My.

Di Senzhen bahasa indonesia dengan slank gua elu juga kita jumpai di komunitas orang Cina yang dulu pernah tinggal di Betawi. Mereka adalah orang2 yg dipulangkan ke negri asal di tahun 1960an. Masa itu ada kebijakan mengenai pemulangan kembali ke daratan cina bagi mereka yg tidak mempunyai ijin tinggal serta dokumen lengkap. Karena sudah tinggal bertahun2 di Indonesia atau mungkin lahir di Ind juga mereka tidak biasa berbhs cina, so ketika mereka pulang ke negara asal anak2 mereka yg lahir kemudianpun berkomunikasi dg bahasa Ind dengan orang tuanya. Mereka inilah yg banyak menjadi tour guide turis Indo di Senzhen. Jadilah bahasa indonesia jadul bermunculan, seperti kata 'soak' untuk mengatakan badan tidak sehat. weiss..accu kali yak...

Ngomong2 soal 'gua' punya syapa, jadi ingat ketika ngobrol2 dengan orang MY menyangkut lagu mandarin berjudul Tian Mimi.
'Tian mimi ni xiao de duo tian mimi'....
meski liriknya beda banget tapi kalau versi indo begini
Dayung sampan...sampan di dayung.....
teman MY : " nah..itu dayung sampan ..lagu malay.."
gwe : " haiyak...itu dayung sampan lagu Indo.."
Walah...rebutan deh, dan akhirnya teman MY bilang bahwa itu lagu china yg ditransfer ke malay. Lhah aku cuma manggut-manggut sambil bertanya dalam hati, iya ke ? Abis mau ngeyel ga punya bukti....hoyooohhh...

Tapi pastinya kata-kata gua ama lu di MY lebih banyak dipengaruhi oleh hebohnya tayangan sinetron yg seharian penuh mejeng di jalur Aruna astro channel 121. Pokoknya kalau kangen dengan bahasa gaul jakarta kita bisa tongkrongin tuh channel sepuasnya. Apalagi Hot Fm radio dan Red Fm memanjakan kuping pendengar dengan script yg gaul abis meski terdengar keriting di telinga karena disampaikan oleh orang MY. Dan jangan terheran-heran kalau para ABG atau orang muda disini ikutan ber dong, deh, sih, gini dan gitu....

Halah!! jadi gua punya syapa nih...
yah... pastinya punya Yang Maha di sana....

10 comments:

Anonymous said...

gue punya....halah :))

fadli said...

Ya sudah!! resmikan aja malaysia jadi propinsi RI yang terakhir..

udah kagok..

susah memang punya tetangga ngga kreatif..

Anonymous said...

kalo 'secara' udah mulai dipakai sama ABG sana belum mbak :)

salam kenal

Anonymous said...

kalo: "gue kepret lo ya !" gitu.....udah kedengeran belum mbak disana?

Anonymous said...

gu bejek bejek lu jadi sambel...udah terdengar lom mbak??hihi

Anonymous said...

wahahah...segitu parahnya kah malaysia sekarang??
gila...pdhal baru 2thn aja gw tinggalin tuh kota maling, makin menjadi-jadi

bentar lagi, "secara" sampe "halah" juga di embat

elly.s said...

he..he..he...dari dulu juga
bisanya cuma nyontek mbak..
udah denger belum lagu..(gak tau judulnya apa..)
lagi banyak diradio...tapi yg paling memalukan chorusnya diambil dari chorus lagu abang tukang bakso melodinya...(bakso enak seperti bola pimpong...dst..)
ndengernya sumpeh mampus malu!

Anonymous said...

yiihh, temen gw juga tuh suka bgd blg gua2 kl lagi ngobrol! dah gitu dia suka bgdd ma irwansyah! mpe mao di gebet. *gokill* malah mo blajar bhs indo segala!! gw jd bingung..

Anonymous said...

tian mimi? hahahaha aku suka lagu itu mbak jaduuuuuuullll

amethys said...

hihihi dasar malay ngga punya kebudayaan......