Thursday, October 01, 2009

Berbatik ria di jaman doeloe..

Tanggal 2 Oktober harinya Batik Indonesia diakui sebagai World Heritage. Batik Indonesia sudah naik pangkat tinggi sekali walau sering udreg2an dengan negara jiran. Dan hari ini status berbatik ria pun heboh di percaturan FB...he..he...

Padahal kalau mau sedikit mengenang, dari dulu batik biasa digunakan untuk sehari-hari bukan hal yg luar biasa. Begitu lahir bayi ceprot, kain batik yang mak nyess di kulit sudah dipercaya untuk membungkus bayi agar terhindar dari sengatan udara dingin di pagi hari. Jadi begitu selesai mandi kemudian diberi bedak, minyak telon, lotion dan segala uba rampenya, bayi dibedong alias dibungkus dilanjut dengan menina bobokkanya...pules deh. Mami si bayi pun akan lebih santai menjaga sang bayi dengan berbalut daster batik yang adem, sehingga dapat bergerak dengan lebih leluasa serta selesa selanjutnya prosesi menyusuipun akan lebih rileks. Sedangkan untuk menggendong bayi akan lebih mantep jika memakai selendang batik karena bahan katun membuat ikatan menjadi erat, tidak mleset2 karena licinnya bahan.

Dulu eyang putriku juga biasa berkain batik alias jarikan, baik di rumah maupun kondangan. Untuk keseharian di rumah cukup memakai kain batik cap2an sedang untuk kondangan pakai batik tulis yang perawatannya agak njlimet. Jangan tanya kalau eyangky sudah rapi jali memakai kain dan berkebaya karena mau njagong manten, wuih...ayunya seperti aku ! ....he..he..

Masih ingat waktu jaman masih sekolah dasar, pergi pulang melenggang jalan kaki sambil melihat-lihat ramainya orang lalu lalang serta wara wirinya sepeda onthel. wiih..bahagianyanya...
Paling seneng memandang simbok2 yang selalu menggendong bakul di punggungnya. Selendang lurik melingkari bakul agar terus menempel dengan aman. Sedangkan jarit alias kain batik membalut tubuhnya setengah congklang sehingga separo betis dan mata kakinya terlihat, membuat kakinya dapat melangkah lebih lebar dan berjalan lebih cepat. Ada saat2 ketika sedang asyik memperhatikan simbok2 bakul itu aku dibuat kaget sampai njondil karena tiba2 simbok itu berhenti di pinggir jalan sambil menyingsingkan jaritnya sedikit ke atas, selanjutnya...serrrrr..werr..ewerrr...ewerrrr....wess..ewess..
Auww.....apakah itu sodara-sodara?!! .... upst ... rupanya simbok buang hajat kecil sembarangan ... duh...malunya aku..

Terutama di daerah Jawa Tengah n Jogjakarta interior rumah akan bertambah keren jika dilengkapi dengan taplak meja batik, taplak meja makan komplit serbet batik nya. Saat itu motiF bunga dan tokoh pewayangan sangat ngetrend. Makanya nggag heran jika juragan batik makmur berkibar karena batik masih banyak penggemar dan sangat meluas penggunaannya di kalangan masyarakat.

Tapi ada saatnya batik kehilangan massa. Weh, knapa..?
- Lha mungkin terlihat kurang modern.
- Dari tahun- ketahun designnya itu-itu saja sehingga yang memakai terlihat culun. :P
- Males merawatnya, karena tidak bisa asal cuci dan masuk mesin cuci . Kalau masih nekad juga luntur soganya bakalan merusak harimu. Biyuh..biyuh...
- Cepet njeblug alias bluwek. Baru beberapa kali pakai sudah terlihat kusam, padahal bukan karena cuci kering pakai...cuci kering pakai... :(

Bersyukur sekarang batik kembali populer, terutama setelah sering bersitegang dengan negara jiran. Disamping design cantiknya sanggup membuat masyarakat kembali berpaling ke padanya,barangkali rasa ingin menunjukkan bahwa ini batik punya gwe membuat kita semakin bersemangat untuk menunjukkan kekayan budaya negri sendiri kepada bangsa lain. Lebih bersyukur lagi karena batik Indonesia kini diakui sebagai warisan dunia.

Salam berbatik ria..!!

No comments: