Friday, March 07, 2008

Salam ABG..yo..yo..yo...


Rabu kemaren menghadiri ceramah psikologi dengan tema Berkomunikasi dengan Anak/Remaja bersama mbakyu Okina seorang ibu rumah tangga yang baru saja menyabet gelar master psi dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Ah..jadi ingat anak-anakku...

Berbicara mengenai masalah anak memang kagak ada habisnya. Bahkan serunya perbincangan sudah terjadi sejak ibu mulai mengandung, persiapan melahirkan, melahirkan, menyusui, mengasuh anak, sampai mendidik serta membimbing plus mengarahkan tumbuh kembang sang anak. Hal ini membuat fungsi dan tugas ibu menjadi sangat tidak terbatas sejak mata melek disaat subuh hingga kembali beristirahat di malam hari. Tapi seorang anak adalah karunia Allah yg sangat indah dalam hidup ini, hingga sebisa mungkin orang tua pasti akan memberikan yg terbaik untuk anak-anak mereka.

Meski orang tua akan melakukan apa saja demi anaknya, tapi terkadang timbul juga perselisihan diantara mereka. Terutama jika anak sudah mulai beranjak remaja. Kebiasaan orang tua yg suka memerintah serta ingin dituruti segala keinginannya berbenturan dengan perilaku remaja yang bagi ortu dianggap ngeyel, padahal remaja hanya ingin menunjukkan kemampuan dalam menentukan sikapnya.

Menurut mbakyu lulusan UGM ini, perkembangan anak melalui suatu proses, dan setiap proses akan meninggalkan jejak. Ada beberapa tahap akan dilalui. Tahap anak 2-6 tahun, kemudian anak 6-11 tahun, tahap remaja yaitu 12 tahun keatas.

Anak 2-6 tahun berada pada tahap manipulasi, anak mulai belajar berbohong untuk menyenangkan hati ortu supaya mommy en daddy tidak marah kepadanya. Penanganannya adalah membiasakan anak berkata jujur dan terbuka agar tidak berkelanjutan untuk berkata bohong. Menurut mbakyu Oki lagi, tahap manipulasi ini memberikan inspirasi kepada bapak-bapak...wow ..!.. apakah itu ?..
eh...sstt...itu lho mbakyu, kalau bapak2 pulang telat sambil membawa seikat bunga mekar mewangi, maksudnya biar istri tidak marah....hm...ngakunya sih meeting....
" wueh!! kalau bohong ..tak uleg sampai alus...!! "..hh..aku cuma mbatin aja..

Yang paling sweet adalah anak2 umur 6-11 tahun. Pada kisaran umur ini biasanya mereka sangat penurut, mereka adalah cerminan orang tua.
" stop !..tuh traffic lightnya sudah kuning...!"....wes..anak ini pasti ortunya taat berlalu lintas...
" anjriitt, siwalan, gila, bussyyeett....! "...oopst..salah syapa ini ??..

Nah, persoalan kesenjangan komunikasi akan sangat kentara dikala anak mulai berumur 12 tahun keatas. Yess...Selamat datang dunia remaja.
Memang serba repot dalam memperlakukan remaja, dianggap sebagai anak kecil nggak cocok sedangkan disebut dewasa terlihat masih kecil. Termasuk ketika membelikan pakaian untuk mereka. Susyah euy...!! yang gegedeanlah, kekecilan, nyeng ini gak keren, nyang ono norak, nyeng begono old fashion....howgh....

Point penting disaat anak sudah mulai beranjak remaja adalah kemampuan orang tua dalam memposisikan diri sebagai teman. Dengan kata lain ortu harus bisa berperan sebagai teman yg asyi, gaul, tidak reseh, dan tidak suka mendesak. Ortu akan dianggap asyik en gaul jika mengerti apa kesukaan remaja. Gosip apa yg sedang trend, lagu apa yg masuk di MTV chart, bintangnya basket, grup band, serta lain2 urusan remaja.
" mudah saja bu..sekarang jamannya internet, cari info dari sana....dalam sekejap kita akan menjadi mommy gaul margaul..." gitu kata mbakyu Oki dengan kenesnya.

Trus supaya kita nggak dianggap teman tapi reseh gimana duong ?...gini neh...Ketika si anak hanya bercerita dari A-D jangan paksa mereka untuk menceritakan E sampai Znya, kecuali jika sejak semula anak memang sangat terbuka dengan ortunya. Terutama jika remaja sedang bad mood, jangan sekali-kali memaksa mereka untuk menceritakan permasalahannya. Bakalan tambah runyam. Berikan waktu buat mereka untuk sendiri, setelah mood sudah membaik baru kita bisa bertanya kepada mereka. Bahkan untuk anak yg biasa terbuka dengan ortu, tanpa ditanyapun mereka akan bercerita. Sebaliknya jika si ABG sudah kebelet ingin bercerita, segera luangkan waktu dan jadilah pendengar yg baik. Anggap saja semua cerita itu sangat penting, karena respon itulah yg mereka inginkan.
Jadi jangan males ngedengerin ABG curhat Cing..! apalagi bilang begindang...
" AAhh..nggak penting gitu loh..!!...

Perlu kita ketahui juga bahwa remaja ingin diterima serta diakui keberadaannya di lingkungan kawan-kawan. Oleh sebab itu mereka menjadi aktif mengikuti berbagai kegiatan agar mempunyai sesuatu yang bisa dibanggakan kepada teman-temannya. Dengan kata lain supaya terlihat cool en goal gaul didepan kawan2nya. Jika remaja tidak memiliki apapun untuk dibanggakan akhirnya mereka akan bertindak negatif contohnya mentraktir kawan2nya dengan uang hasil curian supaya dianggap bos. wah...wah..wah...
So..berilah kesempatan kepada anak untuk beraktifitas sesuai dengan kemampuandan en minatnya untuk mengantar remaja kita agar merasa diterima di lingkungannya.

Memang susah untuk mendelegasikan pekerjaan rumah kepada ABG, secara mereka suka angot2an. Good mood dan bad mood terlalu sering berganti-ganti. Tapi bukan berarti mereka tidak bisa diberi tanggung jawab. Sekali-kali ortu perlu memberikan kepercayaan kepada remaja untuk ikut berperan dalam keluarga. Misalnya diajak urun rembug dalam suatu masalah serta dimintai pendapat dalam pengambilan suatu keputusan, atau mintalah tolong untuk membelikan Jacko donut ketika dia sedang hang out di Pavillion dengan kawan2nya..hiks..ngantri...ngantri deh...!
Dengan diperlakukan demikian remaja akan merasa diorangkan dalam keluarga hingga merasa bertambah mantap ke PeDeannya ketika berada diantara kawan-kawan.

Tak kalah penting adalah mendidik anak untuk menjadi seorang problem solver.
" mam...aku dapat nilai jelek..." keluh anak..
" Itulah...kebanyakan main PS sih....makanya kalu main ps jangan sering2...lalalalala...blalalal" ..duh..sampek nyemprots....
kata mbakyu Oki semestinya begini..
" Oalaahh..jelek ya, sebabnya kenapa ya kira2....?"..mami berkata lembut...
" abis gurunya sentimen sih mam..." sianak defence so pasti...
Dengan perbincangan seperti inilah si anak di latih untuk mencari jalan keluar.
Kata mbakyu Oki lagi, agar anak terlatih untuk memecahkan persoalan ortu harus menahan diri untuk tidak sering mengkritik anak, melecehkan, menganggap sepele sebuah persoalan, merendahkan dll yg sejenis.

Nyang urgent untuk diingat bahwa untuk mendidik anak agar menjadi seorang remaja manis, baik hati, sopan, beriman, dan tidak sombong, perlu melalui proses nyang pelan, panjang dan lama. Tidak seperti membuat mi instan yg hanya memakan waktu dua menit saja, tapi seperti memasak rendang yg membutuhkan kesabaran ekstra dari sang koki demi menghasilkan cita rasa rendang yg mak nyus markunyus. Pokoknya mantep coy!!...
Begitu juga dalam soal anak, ketelatenan, kesabaran, ketelitian dan kehatia-hatian akan sangat menentukan pencapaian dari keseluruhan proses yg telah dilalui. Seperti kata mbakyu Oki lagi, setiap proses meninggalkan jejak.

6 comments:

Anonymous said...

Mbak Okina yg cantik ini kalau ndak salah Psi UGM 92, atau 93 ya Mbak.

Larasati said...

kalau ndak salah bang Al. coba dicek fotonya deh. tapi sayang agak kabur abis mbakyu ini menggunakan body language jugak si..

Anonymous said...

huahuahua... ga dateng euy :-((

amethys said...

he he he...anak semata wayangku si jonkheer jeng..ndak bisa diatur blas.....

kabooor

Andy MSE said...

menurutku tidak ada resep mendidik anak yang 100% memberi jaminan keberhasilan. setiap orang tua mengaca dari pengalamannya, belajar dari literatur, belajar dari orang lain. hasilnya??? tidak ada jaminan. satu yang pasti harus dilakukan adalah; mari berusaha sebaik2nya untuk generasi penerus kita. setuju???

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.