Bermula dari pembagian tiket nonton Fire Works gratis di gedung PICC (gedung pertemuan antar bangsa) Putrajaya untuk kami bertiga. Hm.. satu buah tiket 30rm bo'...lumayan kan? Apalagi kali ini merupakan Malaysian International Fire Works Competition yang diikuti oleh negara Malaysia, ngUstrali, Jepun, dan ngItali.
Seperti biasa Kangmas Jogelem selalu terburu-buru gak mau telat barang sedetikpun hingga acara makan malam sengaja dilewatkan karena informasi mengatakan tersedia restoran disana. Alhasil dengan berbekal peyek teri, peyek kacang, marning dan air mineral kami melaju ke Putrajaya sinambi ngemil peyek buat ngganjel perut.Pada saat kami datang kemeriahan sudah tampak sejak di jembatan pertama, banyak orang rela menanti gegap gempitanya fire works sejak sore hari dipinggir-pinggir jalan. Yak..disekitar jembatan itulah nanti Fire Works bermula.
Tidak seperti yg dakyu bayangkan, menonton fire works di PICC ternyata berada diruang terbuka yg posisinya memang pas tertuju kearah jembatan tempat bermulanya kembang api tersebut. PICC memang gedung yang eye catched karena letaknya memang berada ditempat tinggi hingga dari ground floornya saja pemandangan malam Putrajaya tampak dari sana. Sepoi-sepoinya angin malam sempat membuat kepalaku nyut-nyutan secara gak pengalaman nge-dugem sehingga timbul niat untuk pindah tempat ke lokasi lebih nyaman. Tapi niat baik tersebut langsung batal total setelah tahu harga tiket VIP adalah 105 rm...
duwit semua! tempatnya persis diatas ground floor juga diudara terbuka....jadi jelas aja ogah layauww!! Aku akui orang sini memang pintar dalam mengemas sebuah event/tempat menjadi sebuah wisata hingga menarik warga asing untuk berkunjung walau sebenarnya biasa-biasa saja.
Penasaran dengan restorannya? walah..jebul mirip bazar dengan pembeli yang ngantri sampai 2 meter. Kebab, kue coklat,.. trus opo mboh...!! Anakku langsung mbesengut karena menyadari makan malamnya benar-benar harus dilupakan detik itu juga.Musik jedag..jedug..jedag jedug...terus bertalu-talu menanti jam 12 malam saat fire works dimulai. Tarian semacam break dance berusaha menghibur penonton agar tidak bosan, tapi tetap saja gariiiing!!.....Fashion shownya juga gak ada greget...trus gimana? puwas nggak? jelas gak puwwaasss.....dan akupun duduk diam sedikit terlelap. Sedangkan fire works menyambut detik2 kemerdekaan Malaysiapun masih ditunggu seiring dengan musik rap serta musik jedag-jedug yang terus menggebu-gebu. Gak ada blas lagu perjuangan atawa lagu kebangsaan yang terdengar.
Akhirnya malam merambat ke jam 12 juga....
MC alias pembawa acara mulai heboh dengan mengajak penonton untuk count down serta mengajak bersama-sama berteriak merdeka berkali-kali kemudian mengumandangkan Negaraku lagu kebangsaan mereka. Menurutku kurang khidmat en kurang menyentuh apalagi setelah itu jedag...jedug..jedag jedug kembali terdengar...weleh.. nge-rap lagi. Lha trus mau lagu apa??....kan udah dibilang gak ada lagu perjuangan..
Yah..mungkin karena kemerdekaan yang diperoleh adalah pemberian dari pemerintah Negara Inggris maka tentu saja semangat perjuangan yang dituangkan dalam sebuah lagu menjadi sangat minim.
Zzzuiiing…jeder..jeder…zzzuing
Hmmm…memang indah sekali….gimana puwas?.....Yess!! puwwwaaassss….setengah jam menyaksikan hingar bingar kemilaunya kembang api sampai mata jadi merem melek.
Tapi nonton Fire works kali ini membuat aku menyesal..sal…sal….!! Lho kenapa darling?
- Aku merasa berselingkuh….padahal sumpih aku tidak menghianatimu Indonesiaku, aku cuma pengen nonton fire works dari Jepun si Matshushita dkk. Sumpih..sumprit..aku tidak ikut menyanyikan lagu Negaraku sedikitpun meski cuma rengeng2…apalagi sampai ngotot berteriak merdeka….suerr!! nggak!!
- Aku merasa tidak memberikan simpati berikut empatiku kepada warga Indonesia yang digebukin disini,… ah siapa bilang ? Sebagai warga Indonesia yang tinggal di Malaysia bisa berbuat apa aku…Pak presiden bersama-sama dengan pemerintah dong yang bisa menyelesaikan permasalahan ini. Ayo pak Presiden berbuat sesuatu hingga kami rakyat Indonesia tidak selalu dipandang rendah, disepelekan ataupun dilecehkan. Memang tidak perlu sebuah perlakuan arogansi dibalas dengan kekerasan, demo2, pembakaran dan tindak anarkhis lainnya. Cukup menegakkan pemerintahan yang berwibawa ,beraura dan juga punya harga diri... dijamin akan disegani oleh rakyat sendiri serta bangsa lain. Untuk itu aku cuma bisa berdoa.
- Penyesalan selanjutnya adalah tentu saja macetnya lalu lintas!!...dan aku ikhlas saja jika pukul 3.30 menjelang dini hari kami baru sampai rumah.
Hei…hei..hei…gratisan aja protes!!