Saturday, October 09, 2010

Biar macet asal slamet....

Dua hari terakhir ini saya begitu 'mblenger' dengan situasi kemacetan lalu lintas jakarta, terutama di sore hari setelah hujan reda. Lebih parah lagi ketika melewati lintasan rel kereta api, walaahhh.... uban bisa langsung tumbuh secara instan karena stres meghadapi keruwetan yang ada.

Sebenarnya kemacetan Jakarta sudah biasa mengingat jumlah manusia dan jumlah kendaraan bermotor yg lalu lalang di jalanan begitu banyak hingga melebihi daya tampung yang seharusnya. Tapi meski keadaan ini tidak layak, rata2 penduduk Jakarta pasti akan memaklumi walaupun sambil ngomel2, mengeluh, ataupun malah cuek tanpa menunjukkan ekspresi. Makanya kalau sudah berniat untuk hijrah ke Jakarta, siapkan juga mental baja untuk menghadapi kemacetan dengan segala pernak-pernik yg menyertainya.

Ada beberapa tips agar kita tetap santai menghadapi kemacetan Jakarta :

1. Ekstra sabar dengan pengendara mobil/motor yg hobi melanggar lalu lintas. Ini adalah biangnya tukang memperparah kemacetan. Sudah jelas terdapat tanda dilarang lewat masih saja menerobos, akibatnya ruas jalan dua arah menjadi sama2 tidak bergerak dan tambah bundet. Atau ketika sedang mengantri diperempatan dalam keadaan macet, tukang melanggar aturan pasti tidak telaten menunggu giliran lampu hijaunya dan lampu merah pun dibabat tanpa sungkan, bisa ditebak keruwetan semakin menjadi-jadi. Hhhh....rasanya pengen 'njitak' pengendara2 model begini, mereka benar2 mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan keselamatan orang lain.

2. Jangan mudah bingung. Dulu saya seringkali bingung ketika sedang berhenti di perempatan karena lampu merah sedang menyala. Klakson mobil dan motor saling bersahut2an di belakang saya, menyuruh agar saya jalan. Tentu saja bingung, ....piye tho iki ? ..lampu merah kok di 'Din' disuruh jalan. Apa sekarang aturannya berubah ? kalau lampu merah berarti jalan sedangkan hijau sama dengan berhenti.? ...... halah nggag usah bingung mbakyu. Aturannya teteup, jadi cuekin aja klakson2 itu.

3. Karena sama2 pengguna jalan, maka seharusnya ada tenggang rasa antara pengendara mobil dan motor. Saling memperhatikan keamanan dan keselamatan dengan tanpa mengabaikan wara-wirinya tukang buah2an dan tukang sayur.Sekarang yg ada hanya tenggang rasa antar sesama pengendara motor, kebanyakan dengan mudah mereka akan saling memaafkan jika terjadi gesekan2 sesama motor. Jangan tanya jika mobil yg melakukannya walau sekecil apapun, wah... pasti pengendara motor 'mencak2' menyalahkan si pengendara mobil. Tapi sebaliknya jika motor merasa bersalah, buru2 motor nyelip diantara kemacetan dan...kaboooorr.
Argh
.... dalam posisi benar apalagi salah, pengendara mobil pasti ditempatkan di posisi bersalah.

4. Bagi yang beruntung mengendarai mobil bisa mendengarkan musik/radio sehingga anda tidak terlalu fokus dengan kemacetan yg sedang melanda. Tapi jangan Black Berry-an, sms-an, telpon2an yah....bisa merbahaya !

5. Tidak usah menghayal kapan Jakarta akan bebas macet, lamunan ini malah akan menambah mumet. Biar penggede2 saja yg mikir wong mereka dibayar untuk itu.


Hmm.
..Beginilah kalau saya sedang menghibur diri sendiri.
Tapi sebenarnya tips diatas nggag penting2 amat kalau kita punya nyawa dobel atau jika tersedia toko spare part khusus penjual nyawa. Tips ini juga tidak berlaku jika semua taat berlalu-lintas. Dan menjadi sangat tidak berlaku jika Jakarta berubah menjadi lancar ...... uPst, menghayal ... ! ***

No comments: