Dentuman suara itu selalu saja membuat jantungku seakan melesat ke udara ..
Raungan sirine itu selalu saja menciptakan ketakutan yg membanjir seperti lahar yg terus mengalir ...
Nyawa nyaris segaris di ujung jasad ,,,
Tulang, otot, darah dan daging serasa lebur tercerai berai, pikiranpun pepat ,,,,
Tanpa sadar butir air mata menetes membasahi tanah berbalut abu ...
Miris menindih menoreh luka teramat dalam ...
Sejauh mata memandang terasa kosong hilang harapan ...
Semua tampak putih kelabu sepanjang perjalanan pulang ....
Sepertinya alam sedang menata ulang, membangun sebuah harmoni nan serasi ...
Tuk memberikan kemakmuran serta kekayaan alam di seluruh negri ..
Walau luka perih tak terkira sebagai ganti ...
Meski jeritan bayi, rintihan pepohonan, dan lenguhan ternak kesakitan saling saut tidak terperi ..
Duhai Merapiku yg baik hati, segeralah tenang kembali ...
wahai debu jerebu segeralah berlalu supaya hati kami tidak pilu,
Teruntuk kerikil-kerakal dan bebatuan mari kita bersahabat, bukankah sudah sejak lama kita jadi sobat ?
Kepada langit gelap pekat kuulurkan tanganku tuk berjabat, dan biarkan kami bisa kembali menikmati tidur lelap.
No comments:
Post a Comment