Monday, May 29, 2006

Sudah 'Kersaning Allah'

gempa lagi....

Bangsa Indonesia memang masih harus terus prihatin dan melatih kesabaran.
Setelah keterpurukan ekonomi tahun 1997 yang masih terus bergulir tidak ada habisnya hingga saat ini, segala peristiwa masih saja dipolitisir oleh golongan haus kekuasaan. Dari kejadian bencana alam dengan ribuan korban jiwa serta penderitaan tak terkira, para penggede masih saja berkutat dengan mencari pengaruh politik ditempat kejadian.

Terkadang terpikir, ada apa dengan Indonesia?
Pasca kejatuhan presiden terlama kita, Indonesia seperti dihajar dengan penderitaan-penderitaan tak ada hentinya. Selain masalah perekonomian yang tidak kunjung usai dan menimbulkan kemelaratan merata, 'udreg-udreg'an para politisi dimana mereka mudah sekali obral janji, bencana alam juga selalu mengancam setiap saat. Hingga hampir setiap hari selalu ada saja berita mengenaskan mengenai penderitaan saudara kita karena kebanjiran, terkena longsoran, maupun disebabkan oleh gejala alam lainnya.
Saat ini ketika duka Tsunami yang meluluh lantakkan berbagai segi roda kehidupan Aceh belum juga pulih, kembali bencana nasional melanda bangsa Indonesia. Gempa berkekuatan 5.9 skala richter mengguncang kedamaian kota Yogyakarta.

"Kenapa kok jadi begini.....dulu Indonesia tuh aman-aman aja ya kang....kok sekarang sedikit-sedikit gunung 'njeblug', sedikit-sedikit ada gempa, hujan sedikit aja banjir...piye to iki.." keluhku nelangsa pada Kangmas Jogelem suamiku.
" Sebenarnya dari dulu bencana alam seperti ini selalu ada nduk..cuma informasi tidak secanggih sekarang jadi kayaknya ya aman-aman aja...." Kangmas Jogelem mulai presentasi.....
" Lha Indonesia tuh terletak di 'Ring of Fire' jee...jadi sebenarnya tiap hari ya ada gempa tapi kecil sehingga tidak terasa...Naah kalo gempa dilaut seperti yang menyebabkan Tsunami kekuatannya besar hingga 9 skala richteran...periodenya bisa 100 tahunan..." gitu katanya panjang lebar...
"Lha yang di Yogya ini...sebelum disapu oleh gempa rumah berusia 300 tahunpun ada, berarti selama ini memang nggak ada kejadian seperti ini kan....karena bencana seperti itu memang ada periodenya nduk...cuma masih sulit diperkirakan" imbuhnya..

Memang sukar memprediksi gejala alam bahkan ahli kebumianpun masih belum sampai ilmunya untuk meramal apa yang sedang berkecamuk didalam perut bumi sana. Sama halnya dengan sulitnya dokter dalam mengintip jerohan para pasien.
Lain halnya jika masih ada Antarejo tokoh pewayangan spesialis menembus perut bumi atau Antaseno ahli menyelam hingga kedalaman laut tak terbatas....saya rasa korban tidak akan sebanyak ini....karena mereka pasti akan memberikan tanda AWAS BAKALAN ADA GEMPA....

Kalau dulu jamannya simbah semua bencana dikaitkan dengan mistis, sehingga setiap perbuatan harus dilakukan secara benar tidak boleh menyimpang jika tidak ingin Betara Kala atau Yang Mbau Rekso marah. Tapi kini banyak masyarakat sudah paham bahwa bencana alam merupakan gejala alam yang tidak bisa kita tolak, hingga penyebaran informasi mengenai pengenalan watak jenis bencana, gejala-gejalanya serta cara menghindari dan menyelamatkan diri dirasa lebih penting dilakukan, karena hanya itu yang bisa dilakukan oleh manusia.
"Lha memang sudah 'Kersaning Allah' mau gimana lagi".......kata orang Jawa.
Dengan demikian tertepis sudah adanya isu terjadinya perebutan pengaruh kekuasaan antara Nyi Blorong penguasa Gunung Merapi dengan Nyai Loro Kidul sang Ratu Pantai Selatan ...

Meski menderita dan sakit, tapi semua kejadian harus diterima dengan keikhlasan. Seperti halnya Mbah Marijan juru kunci Gunung Merapi dalam menghadapi ngambeknya gunung itu, sangat pasrah hingga tak merasa takut tetap tinggal didaerah berbahaya tersebut.
Dan ketika orang-orang was-was menunggu ledakan di sebelah utara, tiba-tiba...
DDuueRR...GGlLegeRR...disebelah selatan....
Memang sudah 'Kersaning Allah'.....

Wednesday, May 24, 2006

JAtuH CinTa

lagi....

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu
Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu
Karena...langkah merapuh tanpa dirimu
Karena..hati tlah letih....


Itu tadi adalah sepenggal lirik Dealova lagu cintanya Dewa yang sekarang lagi ngetop di Indo......hmmhh....melow banget!! Lagu ini seakan bisa menghanyutkan kita dalam perasaan cinta hingga kita merasa sedang dilanda asmara dan jantungpun berdegup kencang seperti genderang mau perang.

Terkadang sebagai orang yang sudah berpasangan kita malu atau merasa tidak perlu untuk mengekspresikan perasaan pada pasangan, dan menganggap bahwa ungkapan perasaan sudah cukup hanya dengan melakukan hubungan suami istri saja.Padahal bukan itu saja yang dapat menggairahkan sepasang kekasih. Meski hanya berwujud pelukan hangat, ungkapan perasan cinta dan sayang akan mengalir bagaikan air mengguyur dilahan kering.

Ketika masa pacaran memang segala sesuatunya tampak indah, laki2 tampak ganteng dan perempuan tampak cantik. Tapi setelah menikah segalanya mudah sekali berubah, hingga urusan kecilpun menjadi ajang pertengkaran. Karena terlalu kompleksnya rumah tangga hingga kita melupakan apa yg disebut dengan mencintai pasangan,sebab rasa cinta sudah lebur menjadi sayang dan rasa memiliki ketika pernikahan sudah berlangsung bertahun-tahun.

Hati-hati dengan puber kedua!!
Masa ini terkadang bisa bikin BeTe pasangan dan kalau diamati hal ini tidak hanya dialami oleh kaum pria saja tapi wanitapun akan sampai pada tahap itu. Pada saat ini biasanya seseorang ingin jatuh cinta lagi...wow!!
Naahh...ini berbahaya jika kita tidak dapat menangkap tanda -tanda puber kedua dari pasangan kita. Karena bukan tidak mungkin pasangan kita akan menaruh hati pada orang lain alias selingkuh boo'......Meski selingkuh bukan hanya monopoli pasangan 'lawas' hingga teman tapi mesra pun bisa melanda pasangan dari berbagai usia perkawinan.

Tampaknya bukan hanya keruwetan rumah tangga saja yang dapat melunturkan kualitas cinta pada pasangan, kebosanan juga bertanggung jawab atas menipisnya rasa cinta. Hingga untuk mencegah rasa bosan tampaknya harus selalu ada usaha kearah sana.
Yess!! Buat si doi JaTuh CinTa lagi pada kita...aaiiiHH...!!
Yahh...kayaknya itu adalah trik jitu agar rasa 'GReng' terus ada hingga membuat jantung sampai deg-degan linu....

Kembalikan suasana kemasa pacaran dulu dengan melakukan hal-hal yang kita sukai.Menonton filem berdua, berjalan-jalan sambil bergandengan mesra atau menikmati lagu-lagu cinta dengan saling menggenggam tangan.... when I fall in love....it will be forefer.....
iiiihhh.....bikin merinding......

Ada berbagai hal yang dapat mempengaruhi perasaan. Lagu dengan barisan lirik dan iramanyapun mempunyai kekuatan untuk menyentuh relung hati paling dalam. Sebuah pengorbanan hingga perjuangan dapat berkobar karena inspirasi sebuah lagu, hingga tetesan air mata yang mengalir...
Dan dari sebuah lagu.... kita bisa jatuh cinta lagi......

Hanya dirimu, yang bisa membuatku tenang....
Tanpa dirimu aku merasa hilang...dan sepi.....

Monday, May 22, 2006

Idola...

aku pengen kayak kamu....

Ingin menjadi seseorang yang dikagumi adalah sangat manusiawi. Mengidolakan tokoh tertentu terkadang bisa memberikan motivasi kuat pada seseorang untuk mencapai dan menggapai cita-cita. Akan tetapi bukan tak mungkin seorang penggemar fanatik hanya meniru atribut sang idola sehingga hasil yang diperoleh hanyalah sebuah 'posing' bukan kemampuan.

Idola selalu berubah dari masa-kemasa mengikuti trend jaman. Idola pada masa perang akan sangat berbeda dibanding disaat penuh kedamaian. Ketika di jaman perang beberapa abad silam dimana tindakan-tindakan heroik sangat diperlukan, seorang pemuda pemberani dan gagah perkasa sangat diidolakan oleh kaum wanita. Seperti halnya pada cerita pewayangan yang menggambarkan kegagahan Raden Arjuna disamping kegantengannya sehingga memikat banyak kaum wanita, begitu juga dengan keberanian Raden Gatotkaca yang terkenal berotot kawat dan bertulang besi itu....

Di masa perjuangan Republik Indonesia, kegagahan seorang pemuda tidak lagi mencerminkan sebuah keberanian. Kecerdasan menciptakan strategi lebih menjadi tolok ukur. Salah satu strategi ini muncul dari Bung Karno yang sangat piawai dalam berpidato untuk mengobarkan semangat perjuangan dalam menghadapi kolonial Belanda. Hingga tanpa senjata canggih, timbul keinginan rakyat untuk segera menggempur pasukan Belanda hinggatumpas.Karena jiwa kepemimpinannnya itulah beliau menjadi seorang tokoh yang sangat diidolakan masyarakat bahkan hingga saat ini.

Di era 80 an dimana diskotek mulai tumbuh menjamur, gerakan tari John Travolta dengan Saturday Night Fevernya sangat ngetop hingga hampir seluruh remaja diberbagai belahan dunia mengidolakannya. Pengidolaan ini diperkuat dengan munculnya filem bertemakan musik bertitel Grease yang dibintanginya bersama Olivia Newton John. Hingga pada saat itu banyak anak-anak SMA berjalan dan berdandan gaya ala John Travolta.....
Celana ketat dipadu jaket kulit, rambut dijambul sedikit, dan cara berjalannya alamak....melebihi seorang model yang sedang berjalan diatas 'catwalk'....bahu kanan kiri bergerak silih berganti disetiap kaki melangkah.....weess..pokoknya 'awesome '......
Hingga tak heran disetiap malam minggu selalu saja ada anak SMA berulang tahun tanpa meninggalkan acara berdisko, meski hanya menggunakan lampu disko sederhana dengan mengandalkan seorang sukarelawan untuk menghidupkan dan mematikan lampu ruangan...'ceklik'.. lampu mati...'ceklik'.. lampu hidup...
Yahh...demi John Tralala....

Saat ini trend idola berubah lagi. Muncul American Idol, Indonesian Idol, Malaysian Idol.....hingga berbagai idol lainnya.Sebuah ajang adu bakat menyanyi dengan menampilkan pemenang berdasarkan pilihan masyarakat yang dikirim melalui sms atawa pesan singkat. Semua peserta pasti ingin menang pada kompetisi ini, siapa yang tak ingin hadiah menggiurkan dengan embel-embel terkenal. Selain itu ada efek samping yang menjadi 'iming-iming' alias motivasi, memenangkan kompetisi bergengsi ini seakan mengubah hidup seseorang menjadi seperti dalam mimpi, gerbang menuju kehidupan glamour selebritis siap terpampang didepan mata.

Kini perlombaan mencari idol semacam ini mulai beragam. Dengan meniru gaya lomba uji bakat bertaraf internasional tersebut sebuah kebersamaan menjadi bertambah akrab karena adanya acara yang menghibur seperti ini. Tak heran berbagai organisasi/perusahaan mengandalkan acara ini sebagai peramai acara untuk menghidupkan suasana.
Dan Bu Genduk pun girang alang kepalang ketika namanya disebut sebagai pemenang pertama dalam kompetisi pabrik Hem dan Sarung Sutra Idol ....Weleh...weleeh.....
"Alhamdulillaaahh.....vouchernya bisa untuk beli baju obralan di Isetan...." gitu katanya berseri-seri....

Idolaku...Idolaku....
Aku pengen deh kayak kamu.......

Wednesday, May 17, 2006

Matur nuwun mass....!!

cerita jadul...

Ceritanya ketika masih duduk di bangku SMA aku memang nggak diijinkan untuk menggunakan motor. Tapi saking kepengennya diam-diam aku pake tuh motor buat kegiatan praktikum sore hari.
Pulang praktikum menjelang magrib, dan hujan deras mengguyur kota Yogya. Waahh...grogi juga, maklum gak biasa naek motor....gimana nih pulangnya, gitu pikirku agak ngeri membayangkan perjalanan panjang sembari diguyur hujan dengan petir yang menyambar-nyambar.....

Memang pada mulanya aku menunggu hujan reda, tapi semakin gelap hujan tetap stabil dengan curah hujan yang sama....hiiii....timbul rasa takut, sedangkan teman-teman sudah pada nekat menerobos kelebatan hujan. Akhirnya kuputuskan untuk nekat juga sambil kedinginan karena nggak pake mantel hujan...brrr...brrrr
Dasar nggak pernah pake motor....jalan menuju pulang terasa sangat panjaaang.....dan menimbulkan rasa seram juga merinding hingga bulu kuduk berdiri...jring..jring...
Tiba2 ...Ggubbraakk....!!..glangsaarr...ketika kusadari aku sudah mental dari motor. Dicahaya keremangan baru terlihat, barusan yang kutabrak ternyata sebuah becak, dan saat itu aku melihat si tukang becak sedang sibuk mengangkat becaknya yang terbalik hingga penumpangnya terkurung didalamnya. Sesekali samar-samar kudengar tukang becak ngamuk-ngamuk kearahku yang sedang meringis kesakitan karena dengkulnya 'mlengse' hingga berjalanpun tak sanggup....sakitnya memang pol tenan...!!
Tentu saja tukang becaknya sewot kepadaku....lha dia juga di 'pisuhi' (dikata-katain) penumpangnya...
"matane neng ngendiii..." teriaknya gemas....

Tiba2 entah datang darimana muncul seorang pemuda sebagai pahlawan dengan penawaran untuk mengantarku pulang...saat itu aku memang 'nredeg' sak pol-polnya...dengkul lemes...dan tentu saja gemeter bo'....sampe gak bisa jalan.
Aku mengangguk saja pasrah....."he'eh mas....matur nuwun...".

Tapi setelah agak lama kemudian, baru kusadari ternyata daerah tempat aku terjatuh adalah 'Mbong Suwung' yaitu daerah paling rawan dan merupakan lokalisasi pelacuran paling hot di Yogya, tepatnya bersebelahan dengan daerah Pasar Kembang dimana penginapan-penginapan murah banyak disewakan.

Tentu saja aku jadi extra waspada terhadap pemuda yang memboncengkanku, apalagi orangnya agak aneh...
"rumahnya dimana mbak...?' tanya dia
"didaerah mBlunyah mas...?" jawabku kalem..
"Jangan panggil diriku mas...?" jawabnya
HHah....maksude opo......bikin aku jadi takut mas..upsst!!
Pikiranku langsung ke hal-hal negatip....takut motor dilarikan, takut aku dilarikan, takut dipersona...wess..pokoknya bayangan-bayangan buruk sudah berkecamuk di otak....
Hingga aku pasang kuda-kuda, pokoknya begitu sampe rumah kunci motor akan langsung aku minta, kalo perlu kurebut!! gitu pikiranku saat itu....

Begitu sampe, aku minta diantar hingga depan pintu dengan maksud agar pemuda tadi mengalami kesulitan jika ingin melarikan motorku.
Ternyata diluar dugaan, dengan halus dia menyerahkan kunci motor dan pamit pulang terus ngeloyor pergi tanpa minta upah seupilpun...
Aku sampe bengong...".ttttteerrrimakasih mmmaass...." aku yang keheranan sampe lupa mengucapkan terima kasih meski akhirnya terucap juga walau suaranya sayup-sayup karena tertelan angin yang mengiringi hujan rintik-rintik.....

Dalam hati aku merasa isin..., tapi peristiwa ini menyadarkanku kepada satu hal......
Jangan mudah menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan dan darimana seseorang berasal, karena niat baik tidak hanya muncul pada sosok yang memberikan keindahan pada penampakan luar. Memang idealnya indahnya penampilan luar merupakan pencerminan kebersihan hati, tapi kini banyak orang menggunakan penampilan fisik sebagai tameng untuk melakukan tipu daya tanpa rasa takut dosa. Oleh karena itu kita perlu waspada, jangan sampai terkecoh dengan penangkapan mata yang terkadang melakukan kesilapan.
Benar juga kata pepatah lama....dalamnya hati siapa tahu....

Tuesday, May 16, 2006

Belajar

(album: ayo sinau....)

Jika mendengar kata-kata belajar, tentu kita akan segera membayangkan sebuah kegiatan yang membosankan. Duduk manis dibelakang meja belajar sambil menghafal berbagai teori atau mengerjakan soal-soal sulit sembari menghafal deretan rumus-rumus yang menyebabkan rambut kepala rontok helai demi helai.
Pada umumnya kita hanya mengenal bahwa belajar merupakan kegiatan anak-anak maupun orang dewasa yang sedang menuntut ilmu disekolah-sekolah formal. Padahal tidak bisa dipungkiri bahwa proses belajar akan selalu berlangsung pada setiap aktivitas yang dilakukan manusia meski hanya sebuah kegiatan sehari-hari dan bersifat non formal.

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah life long education, manusia belajar sepanjang hayatnya. Belajar dapat digali dari berbagai sumber, tidak hanya dari ilmu yang berasal dari sekolah. Sehingga apapun kegiatan yang kita lakukan pasti ada unsur belajar disana.
Memang ada batasan umur untuk melakukan berbagai hal tapi tidak ada kata tua maupun terlambat untuk belajar.

Dari bayi baru lahir hingga orang tua, belajar akan terus menerus dilakukan meski tidak disadari sepenuhnya. Ketidak sadaran akan belajar yang terus menerus ini disebabkan karena tidak adanya sebuah pengakuan formal seperti halnya dalam sekolah formal yang memberikan sebuah sertifikat kelulusan sebagai bukti bahwa seseorang telah mencapai penguasaan dalam bidang tertentu. Dari tidak bisa melakukan sesuatu menjadi bisa melakukan sesuatu hal adalah keberhasilan sebuah proses belajar.

Bayi mengalami proses belajar panjang ketika dia mulai menggerakkan jari jemari kecilnya atas perintah si otak Sambil tersenyum-senyum bayi memperhatikan gerakan-gerakan tangannya dengan ekspresi keheranan.....ee.e...jariku bisa bergerak mamaa....
Begitu juga ketika dia mulai bisa jongkok kemudian berdiri dan melangkahkan kaki..... proses itu akan terus berlangsung hingga ketahap perkembangan selanjutnya.

Meski tinggal dirumah mengurus keperluan suami, anak, dan tetek bengek rumah tangga, bukan berarti ibu-ibu rumah tangga hanya berkutat dengan persoalan yang monoton hingga mematikan kreativitas dan menghambat kegiatan proses belajar. Dari seorang pembantu sebuah proses pembelajaranpun bisa terjadi.
" Kalo bikin peyek itu harus telaten buu....soalnya bikin peyek itu lamaa...kaki bisa kram lho..." gitu kata si Budi pembantuku ceria...
Dan ketika aku mau mencoba langsung praktek menggoreng.....
"EEeehh...jangan langsung dicemplung begitu buu..walahh....kalo mau nggoreng peyek, minyaknya harus benar-benar sudah panas..nanti nggak bisa kemripik piyee..." ujar si Budi lagi.
OOoooo.........

Menuju kebaikan, kebisaan dan keberhasilan adalah hasil belajar positip yang diperoleh, dimana suasana hati sangat berpengaruh ketika rangsangan untuk belajar itu muncul.
Disaat keinginan belajar datang itulah keberanian untuk memulai diperlukan. Dalam waktu bersamaan, perasaan takut melakukan kesalahan harus dibuang jauh-jauh. Karena jika 'mood' belajar muncul bersamaan dengan perasaan takut berbuat salah, disaat itulah awal dari timbulnyai kemacetan suatu proses belajar.

Belajar memang harus selalu kita lakukan dengan menggali sumber dari berbagai generasi. Sehingga untuk mengetahui sejarah dan menguak tabir masa lampau kita perlu mencari tahu melalui cerita orang-orang tua. Sedangkan untuk meramal kehidupan masa mendatang anak-anak bisa menjadi tumpuan harapan untuk memenuhi rasa ingin tahu.

Dan menurut kangmas Jogelem suamiku,
...."lebih enak jadi murid yang terus belajar nduk.., daripada menjadi seorang guru yang selalu menilai".....

Tantangan

ketika kejenuhan menyerang....

Houwgghh....!!
Yah begitulah ekspresi orang yang sedang dilanda kebosanan, kejenuhan, kehilangan motivasi ,ambisi serta prestasi. Ketika hidup menjadi terasa datar-datar saja hambar dan sangat linear, keadaan ini menyebabkan orang menjadi malas dan semakin malas dalam menghadapi segala hal. Semangat hidup yang didapat dari sebuah fighting spirit menjadi kendor karena tidak ada atau hilangnya suatu tantangan. Dan hal ini akan mengurangi hasrat seseorang untuk berbuat sesuatu bahkan sebuah daya tarikpun akan ditanggapi dengan perasaan hampa.

Pompa adrenalin!!
Yes!! Biasanya anak-anak muda suka sekali dengan berbagai kegiatan yang menantang dan katanya untuk memompa adrenalin. Biar nggak BeTe alias bosan atau kalau orang jawa bilang bisa bikin kemranyas seluruh anggota tubuh. Itu lho ....bikin kita gimanaa....gitu...
Makanya tak heran anak muda selalu giat, bersemangat, dan penuh percaya diri dlam menghadapi masa yang akan datang.

Wer..wer..wer..nguueeeng..!!
Betapa ributnya suara motor-motor yang menderu-deru dengan tujuan untuk meloncat pada satu titik tumpu, kemudian melakukan gerakan melayang-layang diudara lalu mendarat dengan gerakan manis tanpa oleng. Motor-motor balap keren bergantian melakukan aksi free stylenya membuat orang berdecak kagum.Sesekali atlit2 bule tersebut memperbesar gas motornya, selain untuk mengambil ancang2 juga memberikan spirit untuk diri sendiri dan mencari support dari penonton .....ngueng....ngueng...ngueng...wuusshh...ssiiuuutt....jlegg!!
Plok..plok...plok... gemuruh tepuk tangan membahana. Wah...bener2 hebat !! membuat jantung penonton berdegup keras dan harap-harap cemas.... akan berhasilkah mereka..??
Yah... begitulah atlit2 muda memompa adrenalin lewat XGames 2006 di Sunway Lagoon baru-baru ini.

Jika dibandingkan dengan para atlit yang mata pencahariannya memang menantang maut, diluar profesi itu kebosanan sangat mudah menyerang. Dan ketika kebosanan datang konsentrasi berkurang hingga kualitas kerjapun menurun.

Memang sebuah tantangan akan membuat seseorang merasakan arti hidup hingga akan mengubah sosok mahluk lemah menjadi mahluk kuat nan tegar.Seperti halnya manusia yang hidup dimasa lalu dimana segalanya serba sulit. Keterbatasan dalam segala hal mendorong manusia dulu untuk selalu berpikir menyiasati serta mencari cara agar hidup menjadi lebih mudah.

Saat ini kemudahan sudah dicapai, tapi manusia tidak bisa begitu saja terlena kalau tidak ingin kehidupan berjalan biasa-biasa saja hingga suatu ketika akan mentok seperti tersesat dijalan buntu.

Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan, kini tantangan menjadi suatu hal yang harus selalu dicari, dihadirkan dan diciptakan. Dan ketika tantangan tersebut sudah terlibas kita ciptakan lagi tantangan-tantangan lain yang akan memberikan kita peluang untuk meraih kesempatan.

Monday, May 08, 2006

obrolan wanita disuatu senja...

khusus wanita....

Semenjak ketika masih menjadi nasi didalam perut ibuku, tak pernah sedetikpun terpikir aku akan terlahir sebagai bayi perempuan dan tumbuh sebagai wanita dewasa. Jangankan bakal calon nyawa belum terbentuk,bahkan ayah dan ibu sebagai pihak berwenang juga tidak dapat memilih apalagi menentukan jenis kelamin bayi mereka.
Yah..memang bayi lahir ceprot dengan membawa atribut masing2 atas kehendak sang pencipta.

Dengan berbagai pernik-perniknya wanita diberi kemampuan sebagai tempat bersemainya jabang bayi sekaligus sumber kehidupan bagi anaknya, diisamping sensitifitas tinggi hingga membuat wanita mempunyai naluri tinggi yang tidak bisa dijangkau dengan logika.
Meski wanita diberi kemampuan lebih, tapi kini wanita merasa ngeri karena dari pernik-pernik itulah sumber penyakit datang hingga melemahkan fungsi seorang wanita.
Sedangkan Pria, dengan kelengkapan lebih sederhana justru meleluasakan gerakannya, hingga berbagai kesakitan yang dialami wanita tidak pernah mereka rasakan.

Macak (berdandan), masak, manak (melahirkan), itulah pepatah orang jawa yang sampai kini masih terus dinasehatkan orang-orang tua kepada anak gadis mereka. Seorang wanita meski bersekolah setinggi langit, tapi tidak boleh melupakan kodrat mereka sebagai wanita. Berdandan secantik mungkin, memasak seenak mungkin, dan melahirkan sebanyak mungkin....Uupst!! Semua itu demi untuk menyenangkan suami.
Tapi pria mempunyai tanggung jawab besar untuk mencari nafkah, hingga tinggi rendahnya tingkat pendidikan tidak bisa mengelakkan mereka dari kodrat pria sebagai tulang punggung keluarga.Dan kesejahteraan rumahtanggapun dibebankan kepada pria sebagai kepala keluarga.

Kini banyak wanita berperan ganda, sebagai wanita karier merangkap ibu rumah tangga yang juga piawai dalam macak, masak, manak. Bahkan tidak jarang penghasilan mereka melebihi tulang punggung keluarga, meski demikian predikat tersebut tidak mudah untuk dialihkan.

Disuatu petang diajeng Cipluk curhat soal suaminya,
" Kadang2 aku sebel sama suamiki lho mbakyu...mosok dari soal brambang sampek ndandani genteng bocor kok jadi urusanku.., mending kalo gajinya gede...mau ongkang2 kaki ya aku diemin ajah...lha ini gaji cuma pas buat napas..." gerutunya..
" Hush..!! jangan gitu jeng...meski lebih segalanya dari suami jangan menghina..dosa lho! Jangan sampe tertular virus wanita karier yang lebih sukses dari suami..suka semena-mena.." gitu gayaku memberi nasehat.

Bulik Cenil yang asli desa benar-benar tipe wanita perkasa. Baru-baru ini dia menikah lagi dengan pria kota setelah lama menjanda karena ditinggal mati suaminya, dengan harapan sebagai pria kota suaminya akan memberikan pencerahan.
" Mbakyu...saya heran dengan pria kota, tiap pulang kantor bukannya kesawah, menanam, atau macul2 tapi kok cuma duduuukk...betah berjam-jam, apa nggak capek..., itu kalo ketahuan Jaya Suprana bisa masuk MURI ya mbakyu..." celotehnya polos pada ibuku.
Memang pekerjaan bulik Cenil bukan pekerjaan ringan yang biasa dilakukan seorang wanita kota, mencangkul, menanam padi disawah, menggendong hasil kebun hingga dijual kekota adalah hal biasa baginya. Bahkan ketika suatu hari suaminya terseok-seok kesakitan karena asam uratnya kambuh, dengan gagah bulik Cenil menggendongnya....weleh..weleh...hebat tenan!

Walaupun banyak wanita2 perkasa tapi sesungguhnya kodrat sudah memilah-milah tugas pria dan wanita.Dan Tuhan maha adil telah menciptakan mereka sebagai 2 mahluk berlainan jenis yang saling melengkapi jika hidup rukun berdampingan. Seperti halnya kutub positip dan kutub negatip yang akan menimbulkan energi kehidupan serta adanya siang malam yang memberikan arti hidup.

Dimulai sejak pubertas dilanjutkan dengan masa subur hingga melahirkan, menyusui dan berakhirnya masa subur yaitu signal atau pertanda bahwa wanita sudah tidak muda lagi, semuanya dilalui dengan ketidak nyamanan. Tapi justru rutinitas dalam menghadapi rasa sakit itulah menjadikan wanita sebagai sosok mahluk tegar.

Meski tidak mudah menjadi wanita, tapi aku sangat menikmati peranku sebagai wanita.
Seperti kata sobatku,
" beruntung kita menjadi wanita ya Yu....punya banyak cara untuk release tension atau melepaskan ketegangan..... "
" he'eh!!....ngadu-adul baju yang lagi sale di Isetan aja udah menghilangkan stres yaa..., nggak bakal bapak-bapak mau melakukannya..." jawabku setuju.

Thursday, May 04, 2006

Titik Akhir

renungan

Manusia dikaruniai otak untuk berfikir, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk berbicara dan hati nurani tempat untuk bertanya kebenaran. Yang maha kuasa menciptakan semuanya untuk kebaikan dan kebajikan manusia didunia, hingga sangatlah tidak adil jika manusia menggunakannya untuk hal2 tidak semestinya. Meski dikarunia mata dan telinga untuk bebas memandang dan mendengar segala hal, adalah terpuji jika menjauhi pemandangan serta suara yang merusak hati. Begitu juga dengan pepatah yang mengatakan mulutmu harimaumu, hal tersebut menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam mengeluarkan perkataan kalau tidak ingin mencelakakan diri sendiri.Dan kalau kita ragu dengan semuanya, bertanyalah kepada hati nurani....

Tiada seorangpun tahu kapan akan mati. Walau manusia berteriak ngotot ingin hidup seribu tahun lagi tapi jika takdir menentukan lain bisa apa....Meski manusia dekat dengan kematian tapi tak selayaknya manusia hanya menunggu antrian masuk surga atau pasrah dengan jatah masuk neraka. Hingga sangatlah semena-mena jika kita menyia-nyiakan waktu dan seluruh anggota tubuh sebagai titipanNya.

Memang jodoh, hidup dan mati berada ditanganNya, sehingga dimanapun kita berada maut selalu mengincar.

Begitu miris hati kita ketika melihat begitu ugal-ugalannya motor menyalip kanan-kiri tanpa rasa ngeri sedikitpun dari si pengendara hingga membesot cat mobil tak bersalah.Hal ini menjadi lebih parah lagi jika tidak ada kesadaran menggunakan helm serta kelengkapan sepeda motor.

Pada era 80'an ketika aku masih remaja, para remaja laki-laki akan merasa minder dan tidak PeDe jika menggunakan sepeda motor baru gres dari dealer motor. Memang terasa aneh bagi orang tua, tapi kelengkapan motor seperti dobel spion, mengkilapnya motor malah membuat remaja laki-laki merasa seperti Pak Lurah!!
Dan pada saat itu peraturan mengenakan helm dirasa sangat membelenggu kemerdekaan orang dalam berkendara motor.
" Wealah...trus kalo mau kondangan apa ya pake helm, wong rambutnya disanggul..." begitu gerutu para ibu2 disaat itu....

Sekarang disaat banyak orang sadar menggunakan helm untuk menjaga keselamatan kepalanya, masih ada saja anak2 muda yang tidak paham. Topi pekerja bangunan dipakai asal tempel, bahkan biar terlihat 'nyleneh' dan tampak 'ndagel' bola dibelah 2 kemudian diikat dengan tali rafia. Memang telihat lucu tapi konyol, dan apa kata mereka kalau ditegur orang....
" Ini kepala gue sendiri....kagak perlu ikut ngurusin, karena sepenuhnya hak gue.."
Memang anak muda...seluruh anggota tubuhmu sepenuhnya hakmu, tapi jangan lupa itu semua hanyalah titipanNya sehingga perlu dijaga sebaik-baiknya. Apakah tidak malu, ketika seseorang menitipkan mobil kita menjaga dengan sebaik-baiknya bahkan tak segan untuk mencucinya, meski ikut pakai juga sii....
Apalagi titipan dariNya....

Sambil menunggu tibanya kehidupan akhir, manusia akan terus berjalan dengan sesekali menoleh kebelakang untuk introspeksi kemudian kembali lurus menatap kedepan menuju ke titik akhir.Dan ketika tiba masanya, tidak ada satupun manusia sanggup menolaknya. Disini manusia tampak sangat kecil, hingga tidak dapat berbuat apapun atas kuasaNya ketika sangkakala ditiupkan dan malaikat datang menjemput ajal untuk dibawa ke Sang Khalik.